Part 3
Aku mulai panik, tapi kemudian aku mendengar suaranya di belakangku.
“Kau sudah bangun?”
Aku menoleh dengan lega. “Dari mana kau?”
“Apa kau tak mendengarnya?” Ia memegang sebuah batang kayu yang besar, seakan ia bersiap untuk menyerang seseorang.
“Apa yang kau—"
“Ssssst!”
Aku terdiam dan memfokuskan telingaku. Ia benar, aku bisa mendengar sesuatu dari kejauhan, suara siulan. Mickey Mouse’s March. Suaranya sungguh jernih dan indah.
Namun, yang kami rasakan saat mendengarnya hanyalah rasa takut.
“Itu .... ”
“Orang itu ... .”
“Ia mencari kita!”
Sekali lagi kami berlari di dalam hutan. Hari mulai terang sehingga kami bisa melihat jauh lebih baik.
Kemungkinan kami tersandung berkali-kali seperti tadi malam berkurang drastis dan kecepatan kami bertambah. Kami pasti sudah berlari selama 20 menit ketika aku melihat sebuah lapangan kecil. Lapangan itu terlihat seperti tempat parkir. Akhirnya aku melihat sebuah kota di kejauhan, jauh di balik pepohonan. Kami benar-benar berlari cukup jauh tadi malam.
Kazuya mengatakan bahwa perutnya sakit dan ia perlu menggunakan kamar mandi yang berada tepat di samping tempat parkir itu. Aku ingin pergi ke sana juga, tetapi karena pria berpisau besar itu bisa muncul kapan pun, aku tak mau terjebak di dalam sebuah bilik sempit ketika hal itu terjadi.
Ketika Kazuya berada di dalam kamar mandi, aku berjaga-jaga di luar.
“Ah brengsek! Kamar mandi ini kotor sekali. Ada banyak nyamuk dan ah ... benda-benda berjejal di dalam sini. Tapi ini lebih baik daripada tidak ada.” Kazuya tetap saja bermulut besar dalam kondisi genting seperti ini.
“Eh, ada seseorang menangis?” seru Kazuya dari dalam kamar mandi.
“Apa?”
“Kupikir aku mendengar seseorang menangis di kamar mandi wanita. Apa kau melihat ada seorang gadis menangis di sana?”
Aku juga mulai mendengarnya, suara isakan pelan seorang gadis dari dalam kamar mandi perempuan. Kami berdua terdiam sejenak. Apa ada wanita di dalam kamar mandi itu? Mengapa ia menangis?
“Hei, coba cek keadaannya,” kata Kazuya, masih di dalam biliknya. “Tangisannya bertambah keras.”
Sejujurnya, aku merasa takut. Namun jika seseorang menangis di kamar mandi di tengah antah berantah, bisa saja sesuatu yang buruk terjadi padanya. Aku memberanikan diriku untuk mengetuk pintu kamar mandi perempuan. Aku masih bisa mendengar suara tangisan gadis itu dari balik pintu.
“Maaf, apa Anda baik-baik saja?”
Tak ada jawaban. Ia masih saja menangis.
“Apa Anda sakit? Maaf menganggu Anda, apa saya bisa membantu Anda?”
Namun, suara tangisannya justru semakin menjadi-jadi dan gadis itu tetap tak menjawab.
Kemudian saat itulah aku mendengar suara mobil di areal parkir di luar mobil.
Aku merasa ketakutan dan segera berlari ke kamar mandi laki-laki dan mengetuk pintu bilik dimana Kazuya berada.
“Cepat keluar!”
“Ada apa?”
“Aku mendengar suara mobil. Itu mungkin mereka! Cepat segeralah keluar!”
“O ... oke!” aku mendengar Kazuya menutup resletingnya dan keluar dari bilik kamar mandi. Aku bisa melihat RV itu melaju mendekat dari pintu kamar mandi yang separuh terbuka. “Oh, ini tidak bagus ....”
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepypasta (Mix & Original)
Mystery / ThrillerSuka baca bacaan ringan tapi bikin bulu kuduk bediri? Kamu menemukan bacaan yang tepat! Rasakan sensasi ngeri sekaligus penasaran dalam cerita ini. Beberapa cerita bukan murni buatan saya. Sebisa mungkin akan saya cantumkan sumbernya. Selamat Mem...