'tingtong'
'tingtong'
'tingtong'
Ia sudah membunyikan bel sebanyak 3 kali tapi tidak ada respon.
Akhirnya ia memasukan 6 digit angka yang ia ketahui sebagai lock untuk pintu flat tersebut.
Akhirnya pintu terbuka, ia pun masuk ke dalam.
"edd?" ia coba memanggil sang pemilik rumah.
"kenapa gelap begini sih." keluhnya karna keadaan ruangan tanpa cahaya. Bahkan gorden nya pun ditutup.
"edd?" ia coba memanggil pemilik rumah lagi.
"oh, kau sudah datang. Masuk lah, aku di kamar." panggilan nya kali ini mendapat respon.
Kemudian ia menuju ke arah kamar.
Dilihatnya sesosok tubuh sedang berbaring di atas kasur dengan kondisi kaki yang digulung perban.
"hey maaf tidak membuka kan pintu." kata soomin dari atas kasurnya.
"astaga. Kenapa berantakan sekali choi soomin?!" setelah ia menyalakan lampu yang terlihat hanya tumpukan pakaian kotor di lantai kamar.
"hehehe. Maafkan aku. Belum sempat aku bereskan. Aku tidak bisa bangkit dari kasur." jawab soomin tanpa rasa bersalah.
"kaki mu terasa sakit lagi?" tanya nya pada soomin.
"ya begitulah, bengkak lagi." jawab soomin.
"terus lah keluar dan bermain dengan yang lain supaya kaki mu semakin bengak kemudian meledak." itu rui, kekasih soomin.
Rui benar benar kesal dengan tingkah kekasih nya ini. Pagi tadi ia mendapat telpon dari soomin, katanya kaki nya terasa sangat sakit.
Hey, padahal dia kemarin bisa berjalan dan pergi dengan minsu ckck.
Rui kemudian menepuk kaki soomin yang satunya.
"biar kedua kakimu merasakan sakit yang sama." kata rui.
"aww." soomin meringis.
Dan rui hanya menatap sinis pada soomin yang melebih lebihkan reaksi sakitnya.
"rui, aku lapar." lanjut soomin.
Rui tidak membalas ucapan soomin. Ia langsung bangkit dan memasang meja kecil di atas kasur soomin. Kemudian keluar mengambil makanan yang sudah ia beli di jalan tadi.
"makan apa?" tanya soomin kemudian bangkit dari tidurnya.
"bubur." jawab rui sambil menyiapkan makanan untuk soomin.
"yang sakit kan kaki ku, bukan pencernaan ku. Kenapa harus makan bubur." soomin menatap bubur yang sudah disediakan rui diatas meja didepannya.
"kalo gamau, tinggal buang aja." kata rui kemudian berlalu meninggalkan soomin.
Rui mulai memunguti pakaian kotor yang ada di lantai dan memasukannya kedalam keranjang pakaian kotor.
Soomin hanya menatap rui yang sedang membereskan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Bubur yang rui sediakan juga mulai di makan.
Ini dari kekasihnya, tentu saja soomin harus menghargainya.
"apa kau sudah berbaikan dengan chanbin?" tanya rui tiba tiba.
"huum, masalah ku dengan chanbin tidak seburuk itu. Mereka saja membuatnya menjadi berlebihan." jawab soomin.
"aku pun sudah mengikuti saran mu. Dan lihat, sekarang aku ada di atas kasur." lanjut soomin sambil menampilkan senyun bodohnya.
"saran ku untuk minta berhenti baik baik. Bukan menyuruh mu melanggar peraturan." kemudian rui mencubit tangan soomin.
"aku sudah bicara pada nuna penulis. Tapi tidak ada yang mau aku berhenti." soomin diam sejenak.
"aku juga tidak membawa soju apalagi minum di dorm. Aku cukup tau untuk tidak membawanya karna masih banyak underage di dorm."
"dan pada chanbin, aku benar benar tidak mengumpat saat itu." jelas soomin pada rui.
Tanpa di beri tahu pun, rui sebenarnya tau jika kekasih nya ini masih bisa diberikan tanggung jawab dan tidak mungkin melanggar peraturan bodoh seperti itu.
"fokus lah pada pemulihan kaki mu." kata rui, kemudian ia bangkit untuk membereskan bekas makan soomin.
"atau kau bisa saja terus berkeliaran keluar hingga tidak bisa berjalan lagi."
Setelah itu, rui kembali ke kamar dan melihat soomin yang sibuk dengan ponselnya.
"aku akan pulang saja kalo gini." kata rui.
Soomin langsung menampilkan senyum bodoh nya lagi kemudian menyimpan ponselnya di nakas.
"rui aku bosan~" kata soomin.
"kau ingin pergi keluar?" tanya rui.
Soomin mengangguk mengiyakan pertanyaan rui.
"cepat lah membaik, aku akan membawamu kencan." jawab rui.
"jang rui, berjanji lah. Atau aku akan pergi saja dengan yang lain. Kau terus menghilang kemarin kemarin. Menyebalkan ck." tatap sinis soomin pada rui.
Ya, jang rui memang sedang sibuk akhir akhir ini. Ia memiliki beberapa project yang sedang ia kerjaan. Hari ini pun jika soomin tidak menghubungi nya, bukan tidak mungkin rui tidak akan menengok keadaan kekasihnya.
"kali ini aku berjanji. Jang rui akan mengajak choi soomin kencan ketika keadaan nya membaik." kata rui pada soomin.
Soomin hanya tersenyum menatap rui.
Kemudian hari itu mereka habis kan dengan quality time berdua dengan rui yang melupakan kesibukannya sejenak untuk menemani kekasih nya yang sakit.
👉👈
Gimana chapter ini gengs? Komen dong wkwk
Aku rada gak pede bikin chapter ini deh.
Karna gatau harus bikin part 'manis' nya tuh dimana.
Karna soomin sama rui kalo terlalu banyak di kasih skinship tuh kaya nya bakal aneh, terus yang ada kondisinya malah bakal awkward/? Iya gasih? Atau aku aja yang ngerasa gitu? WkwkEhehe pokoknya kasih tau kalo kalian suka, kasih tau juga kalo kalian ga suka wkwk
Jangan lupa vote nya ya gengs wkwk ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene of Under19
FanfictionCape jadi idol? Mau nyerah? Usaha aja dulu Tapi dibalik usaha, pasti ada cerita ehehehe Kuy liat ceritanya~ UNDERNINETEEN 1THE9 BXB