1 [Hanya Hewan]

616 36 3
                                    


Bacanya sambil dengerin lagunya ya.
Kalo udah pernah nonton anime ini bakal seru. Rekomendit buat yang pecinta horor thriller

Laki-laki itu berdiri di sisi lapangan yang kosong. Memperhatikan ke tengah, sekelompok tim american footboll atau hampir sama seperti rugby sedang berlatih. Pluit terdengar, lalu tendangan pertama melayang pada lawan. Satu pemain menangkap, tim menyerang dan bertahan berlari maju. Terjadi baku hantam pertahanan, satu laki-laki berlari menghindar.

Melewati sejumlah orang yang mencoba menghentikannya. Lalu dia melempar bola pada yang lain. Berlari pada area lawan, tim penyerang mulai berlari mengincarnya. Senyumnya terkembang, seraya menghitung dalam hati ketika melihat tiga temannya berlari mengerubunginya.

Set, ucapnya mantap dalam hati ketika tubuhnya diserang, dan saat itu pula dia melemparkan bolanya.

"Hyung!" teriaknya pada sosok running back yang berlari menjauhi tim penyerang.

Lantas pluit terdengar kembali, menandakan kalau tim nya lah yang menang. Sosok running back mengayunkan bola ke atas seraya berteriak.

Dia melepas helm dan gum shieldnya lantas berbicara, "Yaakk, Tae! Hampir saja lemparan mu telat!"

"Intuisi ku menyuruh hyung," ujarnya seraya menjilat bibirnya dengan lidah, sebelah mata elangnya berkedip.

"Yaakk... kita menang lagi!!!"

J-Hope berseru senang dari ujung lapangan, berlari dengan gaya kuda. Mengayunkan helm pelindung ke udara. Diikuti dengan Jimin dan Jungkok menghampiri Nam Joon dan Tae. Sedangkan Yoongi berjalan malas, memilih berputar arah untuk ke tepi lapangan. Mengambil air mineral, Jae In selaku pelatih menepuk pundaknya keras seraya tertawa senang.

"Yaakk... tim mu pasti akan menang kembali di musim ini. Apa kau lihat barusan strategi yang kuberikan?" Kang Jae In berbicara semangat.

Yongie memutar botol mineral, menenggaknya hingga habis lalu berkata, "Itu strategi Tae dan Joon, bukan milik mu." Dan dia melangkah pergi, mengabaikan tatapan kesal Jae In.

Langkah kakinya menuju ke sosok di tepi lapangan. Matanya menyipit menghalau sinar matahari, lalu melemparkan botol mineral setelah berteriak, "Yaak Seok Jin!"

Seok Jin mengangkat wajahnya dari buku sketch, buru-buru menangkap botol mineral yang dilempar Yongie. Mendesah lega karena tepat sasaran.

"Menggambar lagi?" Yongie mengintip hasil karya Seok Jin pakai ekor matanya. Lantas duduk di samping laki-laki itu, bertumpu pada kedua lengan yang disanggah ke belakang. Dia memandang ke arah langit.

"Bagaimana cidera kaki mu?" tanya Yongie lagi tanpa menatapnya. "Baikkan?"

Seok Jin sontak melihat kakinya, menggoyang-goyangkannya sedikit. Bibir bawahnya berkerut samar seraya menjawab, "Lumayan."

"Bagus. Pertandingan musim ini kita harus kembali mencetak skor."

"Hey kalian!!!" Jimin berteriak dari bawah lapangan, melambaikan tangan ke udara.

Yongie berdecak melihat tingkah laki-laki itu.

"Kenapa tidak bergabung bersama kami?" Jimin kembali berteriak, Jungkok yang berada di sampingnya ikut melambaikan tangan.

"Konyol," decih Yongie.

"Apa?" tanya Seok Jin tak mengerti, senyumnya terkembang tipis melihat kepala Jimin dipiting J-Hope dari belakang. "Aku rindu."

"Apa?" kali ini Yongie yang tak mengerti dengan ucapannya.

"Mereka," ujarnya pelan. "Kekonyolan mereka."

🐠🐠🐠

Nam Joon melempar kaos nya ke dalam loker lalu melepas semua peralatannya dan melempar asal ke dalam. Dia menutup loker agak keras, lalu mengintip ke sebelah. Tae Hyung melipat semua bajunya dan memasukkannya ke dalam plastik. Membuat Nam Joon berdecak kagum.

"Ughhh..." goda laki-laki itu.

"Why?" Tae Hyung mengangkat sebelah alisnya. "Whats wrong?"

"Ani," jawab Nam Joon menggelengkan kepala, dia berjalan ke kursi. Menepuk pundak Yongie yang sedang melepas sepatu. "Ku dengar anjing pemilik penjaga sekolah mati di temukan dua hari yang lalu."

"Lalu?" sahut Yongie tak acuh.

"Ani... maksud ku apa tidak aneh?"

"Apanya yang aneh hyung?" Tae Hyung ikut menimbrung, duduk di sampingnya. "Hanya seekor anjing yang mati dibunuh. Bukan manusia."

"Tapi... caranya..." Nam Joon gamang untuk mengatakan detailnya.

"Sadis?" sahut J-Hope yang berdiri di depan lokernya.

"Ya!" seru Nam Joon memasang wajah ngeri.

"Mungkin karena ada penyusup." Yongie mengangkat sebelah bahu serays menatap Nam Joon.

"Tapi tidak ada yang melaporkan pencurian," sela Jung Kook.

"Aneh," bisik Seok Jin ngeri. Dia mendekap buku sketchnya karena merasa iba dengan sang anjing.

"Oiyaa, kejadian ini bukan hanya sekali kan?" Jimin bertanya penasaran.

"Sering sekali terjadi, bukan hanya para anjing penjaga yang mati terbunuh. Tetapi kucing milik guru Sora pun iku mati terbunuh." Nam Joon menjelaskan. "Dan kalian tau bagaimana sadisnya? Tubuh binatang-binatang itu dikuliti."

Jimin dan J-Hope merinding ketakutan. Tae Hyung bangkit berdiri dan menepuk pundak Nam Joon untuk berhenti.

"Setidaknya mereka hanya hewan, jangan khawatir," ujar Tae menenangkan.

Dia berjalan meninggalkan area loker untuk menuju ke shower. Kakinya terhenti di tepi pintu. Dia menengok ke samping, sudut bibirnya terangkat ke atas.

"Mereka hanya hewan," decihnya.

See you di next chapter (gak janji)
Jangan berharap lebih dengan cerita ini.

Salam pena
Vandori
Jakarta 23 January 2019 15:55 PM

SAVE ME or KILL ME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang