11. [SAVE ME OR KILL ME]

176 17 0
                                    

Don't be that way
Fall apart twice a day
I just wish could feel what you say
Show, nevel tell
But I know you too well
Kind of mood that you wish you could sell

SAVE ME OR KILL ME

Tae Hyung mendesah lelah, dia menyandarkan punggungnga pada dinding gedung sekolah. Kepalanya menengadah menatap langit, dia sudah mendengar beberapa jeritan di dalam. Apakah di dalam sana ada sesuatu yang maha besar menimpa teman-temannya. Lalu apa yang dia lakukan di sini? Terduduk menatap langit dengan hembusan angin. Menunggu kabar kematian untuk keesokan hari?

Dia menghela napas, mengedarkan pandangan dan mengkap sesuatu yang aneh berada di balik pohon besar. Tae Hyung beranjak berdiri, mengeryitkan dahi dan menajamkan matanya. Kakinya melangkah mendekat, dia membekap mulutnya saat menemukan Jimin dalam keadaan berdarah di bagian perut.

Tae Hyung bergerak cepat mendekat, menepuk-nepuk wajah Jimin. Dia menyentuh leher laki-laki itu, masih berdenyut. Kepalanya begerak ke segala arah, entah dia tidak tahu harus mencari apa atau harus melakukan apa? Apa?!

Dia kembali menatap Jimin, melihat luka robek di perutnya. Tanpa pikir panjang Tae Hyung membuka jaket yang dia pakai lalu sedikit menekan bagian luka di sisi perut Jimin. Menghalau darah yang terus mengalir.

"Jimin-ah! Ireona!" ujarnya dengan deru napas terengah-engah.

Tae Hyung menepuk-nepuk kembali wajah Jimin. Laki-laki itu akhirnya membuka mata walaupun tampak berat untuk dilakukan.

"Aaa-aku me-melihatnya," lirihnya terbata-bata.

"Apa? Siapa?" Cecar Tae Hyung.

"D-ia."

"Jong Un?" tebak Tae Hyung.

Napas Jimin sudah pendek, dia mengernyit karena merasakan sakit luar biasa. Kepalanya menggeleng samar, namun rasanya setiap pegerakan membuat sekujur tubuhnya sakit. Dia tidak yakin apakah akan bertahan sampai menemukan jalan keluarnya. Dia melihat penjaga sekolah tidak ada di tempatnya malam ini, dan gerbang sekolah terkunci. Jalan satu-satunya mungkin adalah kematian.

Namun sebelum dia mati, Jimin ingin mengungkapkan sesuatu. Bahwa apa yang mereka cari dia sudah tahu jawabannya. Siapa pelakunya. Dia tahu.

"A-aku me-meli-" Ucapan Jimin terputus saat suara pintu utama gedung sekolah terbuka.

Tae Hyung menoleh ke belakang, namun saat kembali menatap Jimin dia sudah tak sadarkan diri. Tae Hyunh mengguncang pundak Jimin untuk kembali membuatnya tersadar. Dia mengedarkan pandangan, bingung setengah mati harus melakukan apa.

Tae Hyung meletakkan kepala Jimin pada tubuh pohon. Dia mengusap wajah Jimin, menghalau helaian rambut yang menghalangi wajah laki-laki itu. Tangan Tae Hyung yang bernoda darah bergetar. Dia bangkit berdiri, menatap wajah pucat pasi Jimin gamang. Namun dia harus masuk ke dalam, teman-temannya mungkin akan bernasib seperti Jimin kalau dia tak membantunya.

Dia sendiri tidak tahu apakah dia akan mampu. Siapa yanh ada di dalam sebenarnya Tae Hyung tak tahu. Tetapi dia tidak akan membiarkan mereka mati seperti itu. Di sekolah mereka sendiri. Tae Hyung berlari masuk ke dalam gedung dengan linangan air mata meninggalkan Jimin. Sesak di dada. Dalam kegelapan lorong yang panjang dia mengusap air matamya kasar. Dia siap melawan, walaupun mati adalah jaminannya.

🐠🐠🐠

Nam Joon berusaha keras terus mencobanya, walaupun tangannya sudah penuh luka karena gesekan. Hoseok pun bertahan meskipun rasa perih menggerogotinya. Sedangkan Jung Kook masih mencari cara untuk mencari sesuatu agar bisa membuka tali di tangan dan kaki mereka.

SAVE ME or KILL ME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang