Mereka semua berkumpul di ruang olahraga. Beberapa siswa berkerumun menjadi bentuk lingkaran. Tubuh Sae Woon tergantung dengan tali yang mengikat leher. Darah menetes ke lantai, keluar dari hidung, mulut, dan sebuah ukiran di tubuhnya.Seok Jin tertatih-tahin berjalan menerobos kerumunan. Matanya membulat ketika melihat darah menetes, dia mendongakkan kepala. Saat itu juga Seok Jin melangkah mundur melihat tubuh Sae Woon yang tersayat-sayat.
Tubuhnya tanpa pakaian, di dada laki-laki itu terdapat ukiran. Seok Jin yakin ukiran itu terbuat dari benda tumpul. Terdapat goresan gak merata, dan luka robek yang berantakan. Wajah Sae Woon terlihat dikuliti, lalu dijahit kembali dengan bentuk baru.
Jantung Seok Jin berdetak sangat kencang melihat kelakuan keji seseorang yang berbuat pada Sae Woon. Dia tak sanggup melihat keadaan laki-laki itu lagi. Tubuhnya terhuyung ke belakang, namun Nam Joon datang memegangi tubuhnya agar tetap seimbang.
Nam Joon menatap Seok Jin sebentar, seolah bertanya-tanya ada apa. Sedangkan Yoongi yang berada di samping Nam Joon meringis saat melihat keadaan Sae Woon.
"Apa yang terjadi?" tanya Nam Joon.
"Apa ini bunuh diri?" Yoongi bertanya pada Seok Jin memastikan. "Ku dengar dia hampir diskors karena melukai mu."
Seok Jin mengelengkan kepala, memilih untuk mundur. Dia sungguh tak bisa mencerna dengan baik.
Dari arah pintu Jung Kook masuk bersama Jimin dan Hoseok. Reaksi yang mereka berikan sama seperti yang lain. Bahkan Hoseok reflek memeluk Jimin karena syok melihat keadaan buruk Sae Woon.
"Tae Hyung?" lirih Seok Jin yang kini terduduk lemas di barisan kursi aula. Matanya berair di pelupuk, menatap Jimin dan Hoseok. "Dimana Tae?" tanyanya lagi hampir berteriak.
"Diiiia, men-cu-ci," sahut Jimin bergetar. Bahkan dia sendiri tidak mengerti kenapa merasa takut dengan status Tae Hyung.
Yang dibicarakan datang, mendobrak pintu aula olahraga. Membuat semua pasang mata beralih menatapnya. Napas Tae Hyung memburu dengan rambut yang acak-acakkan. Laki-laki itu menatap lurus pada tubuh Sae Woon yang tergantung. Kakinya melangkah maju tanpa beralih sedikit pun pandangan matanya.
Hatinya berdetak sangat kencang saat mendengar kabar konyol itu. Dia pikir semua hanya main-main. Sae Woon memang gila. Namun terjawab sudah saat dia melihatnya langsung. Sae Woon... benar-benar mati.
Sesampainya di bawah tubuh laki-laki dia menarik sudut bibirnya ke atas. Menyentuh leher dan menggerakkannya ke kiri. Dia mendongak ke atas, menatap mata Sae Woon yang terbuka dengan keadaan kepala jatuh ke bawah. Seolah mereka saling menatap.
"Kenapa begitu cepat, Sae Woon-ah?" bisik Tae Hyung, menggariskan senyum tipis.
"Tae!" Nam Joon menyentuh pundak Tae Hyung untuk membawanya mundur dan berkumpul dengan Seok Jin dan yang lain. Dia mendudukkan laki-laki itu di samping Seok Jin. Nam Joon butuh penjelasan. Ini bukan lah masalah yang sepele. "Apa yang terjadi pada kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME or KILL ME [TAMAT]
غموض / إثارةMereka tidak akan pernah menyaka kalau malam itu akan menjadi sebuah petaka. Berawal dari sebuah kesepakatan, 'Kita harus pecahkan misterinya, maka kita adalah teman.' Siapa yang akan mengira bahwa misteri itu justru membawa mereka ke dalam nereka...