15. [MIANHAE]

280 16 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Argghhhh!"

Yoongi dan Tae Hyung melangkah mundur secara perlahan. Mereka menatap bentuk Seok Jin dalam perubahan. Berteriak seperti singa mangaung seraya membusungkan kepala dan dadanya ke atas. Seok Jin menjatuhkan kepalanya ke bawah dalam gerakan menunduk. Kedua tangannya menopang tubuh. Deru napas Seok Jin memburu beberapa saat, hingga akhirnya tenang seperti air dalam kubangan.

Seok Jin menggerakkan jemari-jemarinya perlahan, membuat gerakkan meretakkan tulang belulang. Bersamaan dengan dirinya yang bangkit berdiri, lantas mengangkat kepalanya menatap mereka... yang telah menanti.

Bibir Seok Jin menggariskan senyuman tipis, kilatan matanya memancarkan kehausan. Mengiringi ruangan lengan itu dengan tawa yang renyah.

"Akhirnya..." Lenguh Seok Jin, menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri menimbulkan suara kreteekk... kretekk... "Aku kembali," lanjutnya lagi menatap temannya satu persatu.

Mata Seok Jin menangkap sosok Jong Un duduk tak berdaya, kaki terkoyak dengan kulit yang menganga lebar. Lidah Seok Jin menjilat tepian bibir, layaknya singa kelaparan.

Dalam hitungan detik Seok Jin sudah berada di sisi Jong Un, yang balik menatapnya penuh ketakutan. Tubuh Jong Un bergidik, matanya memicing ketakutan. Tae Hyung dan Nam Joon dengan reflek menggerakkan tubuh mereka untuk begerak maju.

"Sttt... Sssstttt..." Seok Jin mengangkat tangan kanannya yang memegang pisau di udara ketika mereka menggerakkan tubuh seolah ingin menghalanginya. "Diam di tempat semuanya."

Tae Hyun menggerang menahan kesal, kedua tangannya terkepal di sisi tubuh. Dia tidak bisa melawan monster di dalan tubuh Seok Jin saat ini. Jika dia mempunyai senjata mungkin berbeda cerita. Tetapi Tae Hyung tak ingin melukai Seok Jin lagi. Tidak mungkin.

Seok Jin kembali menatap Jong Un, mata Jong Un berair sembab merah. Hidungnya memar membiru, sebelah kanan bibir agak bengkak dan terdapat darah kering di sana. Tangan Seok Jin terulur, menyentuh seluruh wajah Jong Un dengan buku jarinya. Setiap inci, dia menatap seolah itu adalah kayu yang akan segera dia pahat.

"Indah..." bisik Seok Jin, bola matanya menatap langsung ke dalam mata Jong Un. "Aku suka."

"Gila," desis Tae Hyung muak di belakangnya, namun Seok Jin menghiraukan.

"Aku mohon Seok Jin-ah, jangan," lirik Jong Un memohon dengan linangan air mata.

Punggung jemari Seok Jin mengusap setiap tetesan air di wajah Jong Un dengan hati-hati. Lalu telapak tangannya menangkup wajah Jong Un lembut.

"Semakin kau menangis, aku semakin suka," ujar Seok Jin lembut. "Apalagi kalau kau berteriak kesakitan. Itu lagu pengantar untukku dan juga untuk mu. Pengantar kematian."

"Seok Jin-ah," Yoongib berusaha untuk menanggil diri Seok Jin, berharap kalau Seok Jin sadar atas tindakannya saat ini.

"Ya Yoongi-ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAVE ME or KILL ME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang