3. Dua hati

42 9 0
                                    

"Wahhh emang, dan itu pasti tan! Liat aja, setelah aku samperin Sakti pasti langsung sembuh! Aku ke atas dulu ya tan!" Raina langsung bergegas menuju ke kamar Sakti yang ada di lantai atas.

"Iya.." jawab Mama Indah sambil menggelengkan kepala bersama sisa tawanya.

___________

"SAAKTIIII!! PRINCESS RAINA DATANG NIH!!!" teriak Raina yang sudah berada di depan pintu kamar Sakti.

"Masuk aja! Nggak dikunci!" jawab sang pemilik kamar dari dalam.

"HUAAAAA SAKTIII!! LO KOK TEGA BANGET SIH BIARIN GUE MASUK SEKOLAH SENDIRIAN DI HARI PERTAMA SEKOLAH!!" Raina langsung menghamburkan diri ke kasur Sakti.

Sakti menutup kupingnya, percayalah suara yang dimiliki Raina bisa sampai berpuluh puluh oktaf.

"Ya kan gue lagi sakit, Rain. Lo nggak usah teriak teriak juga, yang ada makin sakit nanti gue!" jawab Sakti yang mulai menggeserkan tubuhnya, memberi Raina ruang agar bisa duduk di tepi kasur.

"Nggak mungkin lah.. Itu impossible tau! Dari dulu kalo lo sakit terus gue jengukin, pasti besoknya lo langsung sembuh! Pokoknya lo besok harus masuk ya nggak mau tau!" Raina langsung duduk di samping Sakti yang masih asik menonton televisi.

"Ya kalo besok gue udah sembuh, gue pasti masuk lah.." jawab Sakti sambil meraih minum di atas laci samping kasurnya. Entah kenapa, kedatangan Raina membuat dia begitu haus.

"Tau nggak, di kelas kita ada cowok yang rese banget! Tengil banget! Pengen gue ajak gelud aja bawaannya!" Raina mulai menceritakan apa yang terjadi padanya tadi waktu di sekolah.

Sakti hanya mengangguk anggukkan kepala dan sesekali ber-oh ria.

"Lo kesini nggak bawa apa apa gitu?" tanya Sakti mengalihkan topik.

"Eng..nggak, emang harus bawa apa?" tanya Raina yang tidak paham dengan maksud Sakti.

"Aduhhh telmi banget nih anak! Ya kalo jengukin orang sakit kan kudu bawain apa gitu, roti kek, buah kek, ato apalah.." jelas Sakti sambil mengacak pelan rambut Raina.

"Ohhhhh, ya nggak bawa lah! Kan nggak tau kalo lo lagi sakit! Makannya kalo mau sakit tu bilang dulu!"

"Mana ada orang yang tau kapan dia mau sakit! Lo ngawur aja kalo ngomong!" Sakti malah semakin mengacak acak rambut Raina.

"Udah elah, jadi berantakan rambut gue!"

Sakti tertawa terbahak melihat raut wajah Raina kalau sedang kesal. Benar benar lucu!

____________

Setelah pulang dari rumah Sakti semalam, Pagi ini Raina sudah berada di depan gerbang sekolah. Tidak telat kok, malahan ini masih bisa dibilang pagi. Dia berangkat sekolah diantar sama Bang Dani. Kalau saja Sakti tidak sakit, dia pasti akan berangkat bersamanya.

Raina sudah berjalan dengan santai menyusuri koridor sampai tepat di depan ruang kelasnya. Dia pun dengan
mood yang masih bagus di pagi hari, sudah siap memasuki kelasnya itu. Baru saja melangkah, Raina sudah tergelincir dan kini sudah berciuman dengan ubin kelasnya.

Raina beraduh pelan, ini siapa sih numpahin air sembarangan banget! Sakit tau!

Bersamaan dengan itu, terdengar tawa sesorang yang membuat seisi kelas ikut tertawa. Reyhan Mahardika sudah menjalankan misinya dengan muluss..

"Makannya kalo jalan pake mata!" celetuk Reyhan yang masih tertawa kegirangan.

"Dimana mana kalo jalan itu ya pake kaki! Dasar nggak ada otak!" Raina membalas perkataan Reyhan dan segera berdiri dari posisinya tadi.

Raina langsung mengahampiri Reyhan yang tengah duduk di atas meja paling depan. Dengan sekali pukulan sudah berhasil menghentikan tawa iblis seorang Reyhan Mahardika.

Reyhan mengusap pipinya pelan, "Jangan galak galak, nanti kalo gue jatuh cinta gimana?" ucapnya setengah berbisik tepat saat Raina baru saja akan melewatinya. Kata katanya itu terdengar jelas di kuping Raina, membuat Raina bergidik ngeri. Serem!

Jangan tanya, setelah meninju pipi Reyhan. Suara suara tawa yang baru saja menggema di kelas, seketika menjadi sepi. Sudah pada melongo semua akibat kejadian barusan.

Raina sudah bodo amat dengan apa yang akan dikatakan oleh teman sekelasnya. Yang penting dia sekarang mau duduk. Mood nya sudah menjadi buruk. Kali ini dia berharap bel masuk akan segera berbunyi, sudahlah. Dia sudah muak dengan tingkah menyebalkan Reyhan.

Dan memang benar, bel baru saja berbunyi. Syukurlah, Raina tidak akan mendengar ocehan ocehan dari mulut teman temannya lagi. Saat Raina menoleh ke arah pintu, betapa terkejutnya dia. Sakti sudah berdiri dengan gaya sok cool nya.

"SAKTII!!!" teriakan Raina membuat satu kelas menoleh ke arah yang sama.

Melihat itu, Sakti langsung buru buru menghampiri Raina dan membungkam mulut toanya itu. Benar benar, hal satu itu tidak bisa dihilangkan dari diri Raina.

"Bagusss!! Lo mau bikin gue malu? Liat noh, seisi kelas ngeliatin gue semua!" Sakti mengomeli Raina dengan suara pelan dan masih membungkam mulut Raina.

Raina langsung mencubit pinggang Sakti, membuat sang pemilik pinggang berteriak keras. Kalau kalian mau tau, saat ini seisi kelas sudah bodo amat sama kelakuan Raina. Mereka nggak mau ikut campur, takut kena bogem!

"Apaan sih! Bekap bekap mulut gue! Tangan lo bau tau!" ucap Raina setelah berhasil melepaskan bekapan tangan Sakti.

"Iya emang, tadi lupa nggak cebok!" balas Sakti yang masih merasakan sakit di pinggangnya. Cubitannya pedes!

"Jorok banget! Jauh jauh sana!" Raina langsung mendorong tubuh Sakti agar menjauh.

"Loh kenapa? Katanya kangen, sini nggak papa peluk peluk aja!" ucap Sakti kembali mendekatkan diri kepada Raina.

"Najisss!!"

Sakti hanya tertawa, seru saja menggoda sahabatnya itu.

"Lo berdua akrab banget, pacaran?" tanya Reyhan yang kini sudah melipatkan tangan di atas meja Raina dan Sakti.

"Kenapa lo nanya nanya? Cemburu?" jawab Raina tertawa sinis.

"Kepedean banget jadi orang! Gue kalo mau cemburu juga pilih pilih kali! Masa gue cemburuin kaleng rombeng?" balas Reyhan tak kalah sengit.

Sakti hanya memperhatikan tak paham. Lagi ngomongin apa sih? Ini juga siapa lagi dateng dateng udah ikut nyocros aja!

Melihat wajah bingung Sakti, Reyhan kemudian memperkenalkan diri. "Gue Reyhan," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Sakti," Sakti ikut memperkenalkan diri dan membalas jabatan tangan Reyhan.

"Dia itu cowok tengil yang gue ceritain sama lo semalem," bisik Raina kepada Sakti. Membuat Reyhan menaikkan alisnya sebelah. Ini lagi ngomongin gue bukan sih?

Sakti hanya mengangguk mendengar bisikan Raina, "Awas jadi suka loh!" bisiknya balik menggoda Raina.

"Ih Sakti nggak lucu!" Raina langsung mencubit pinggang Sakti dan membuat yang punya pinggang mengaduh kesakitan.

Bodo amat deh, Reyhan langsung menuju ke tempat duduknya setelah memperkenalkan diri. Toh juga buat apa lama lama berdiri dan memperhatikan 2 orang yang sedang becanda tanpa memperdulikan kehadirannya? Heemmmm..

Panas.. Panas..





Jangan lupa vote ya temen temen! Big love buat kalian ♥

Hujan dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang