11. Nasi goreng

14 5 0
                                    

Hari ini Raina bangun pagi pagi sekali. Kalau biasanya saat dia bangun dia akan melihat ibunya sudah ada di dapur dan berkutat dengan peralatannya, pagi ini berbeda. Raina tidak melihat siapa siapa, ya karena dia yang bangun lebih awal. Sebelum subuh kalau kalian mau tau.

"Terpaksa banget gue bangun jam segini ya Tuhan! Padahal gue masih betah loh reunian sama kasur tersayang," ucap Raina yang tengah menguncir rambutnya asal dan sesekali menguap lebar. Ngantuk!

Dia sudah berada di dapur dan menyiapkan bahan bahan untuk memasak nasi goreng. Yang banyak sekalian deh, buat sarapan orang rumah juga. Jadi ibunya tidak perlu capek capek buat masak lagi. Nggak papa lah, sekali sekali jadi anak bener.

Aroma aroma sedap sedang menyelimuti ruangan, Raina sudah memasang bumbu bumbu racikannya sendiri ke dalam penggorengan. Sambil sesekali bersenandung dia mencicipi masakannya. "Pas!" serunya setelah dirasa masakannya sudah enak.

"Lohh sejak kapan kamu suka masak pagi pagi buta kayak gini, Rain?" ucap ibunya mengahampiri anak gadisnya yang sedang berkutat dengan masakannya.

"Sejak.. Barusan bu," Raina menoleh dan mendapati ibunya sedang mengerutkan dahinya.

"Hmm.. Ibu mencium bau bau keanehan deh kayaknya," ucap ibunya yang kini sudah berada di sampingnya.

"Apa? Nggak gosong kok masakannya,"

"Bukan bau masakan, tapi kamu itu loh kenapa? Tumben banget?" ibunya Raina langsung beralih untuk mencicipi masakan anaknya.

"Mmm.. Not bad lah.." ujarnya setelah itu membuat Raina memutar bola matanya malas.

"Makasih ya, ibu jadi nggak perlu repot repot buat masak deh!" ucap ibunya kegirangan dan mencium pipi anak gadisnya.

"Sekarang mandi dulu, bau acem!" sambungnya.

"Iyaaa,"

Raina langsung menuju kamar mandi dan segera bebenah diri. Setelah dirasa sudah siap, Raina kemudian sarapan dan menyiapkan pesanannya si kutu kupret. Ya siapa lagi kalau bukan Reyhan!

"Gue bawain Sakti juga nggak ada salahnya kan ya?" batinnya pelan.

"Sekali sekali jadi sahabat yang baik," ucapnya lagi dengan sedikit tertawa.

"Assalamualaikum! Rainaaaa!" ucap seseorang memasuki rumah Raina.

"Waalaikumsalam, eh kamu Sakti." jawab ibu Raina mengahampiri Sakti.

"Eh, selamat pagi ibuku yang paling cantik!" Sakti langsung menyalami wanita paruh baya itu dengan senyum yang sangat lebar.

"Ibu gue kalo lo lupa, lagian toa banget tuh mulut pagi pagi!" Raina langsung ikut menghampiri Sakti yang sudah cengengesan tidak jelas.

"Nih," ucap Raina sambil memberikan sebuah kotak bekal kepada Sakti.

"Wah apaan nih? Asik dapet makanan gratis! Ibu yang buatin?" ujar Sakti antusias membuka kotak bekal itu.

"Bukan lah! Itu Raina yang masak sendiri. Pagi pagi buta udah ada di dapur loh!" jawab ibu Raina sambil tertawa pelan.

"Tumben amat?"

"Bodo amat, udah ayo berangkat!" ucap Raina langsung menyalimi ibunya dan bergegas keluar rumah.
"Assalamualaikum,"

"Loh Rain tungguin napa! Assalamualaikum, bu, Saktimu yang ganteng ini mau berangkat sekolah dulu!" pamitnya menyalimi tangan ibunya Raina dan bergegas menyusul sahabatnya keluar rumah.

"Waalaikumsalam," Ira hanya bisa menggelengkan kepala sambil tertawa melihat tingkah Raina dan Sakti. Dari kecil emang nggak pernah berubah! Kadang bisa akur banget, berantemnya juga sering. Heran akutuh!

Hujan dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang