10. Again

11 4 0
                                    

"Jangan macem macem loh Rain, nanti gue yang kena semprot sama nyokap lo.." ucap Sakti yang hendak memasang earphone di kupingnya lagi. "Yaudah, nanti gue pulang sendiri lagi," sambungnya.

Sakti memang cerewet kalau udah soal Raina, dia itu kayak mamah kedua Raina. Karena itu Raina nyaman bersahabat dengan Sakti. Karena Sakti sangat bisa memahami dirinya, ya kalau di ibaratkan Raina itu singa sedangkan Sakti adalah pawangnya.

Reyhan yang melihat adegan itu tersenyum puas.

Raina, pangeran gantengmu ini akan datang! Ahay!


_________

Saat bel pulang sekolah, semua siswa siswi meninggalkan kelas dan akan pulang ke rumahnya masing masing. Kelas X di jurusan Bahasa Indoneasia juga sudah kosong, meninggalkan 2 orang manusia yang sepertinya sudah mau saling menerkam saja.

Sakti? Jangan ditanya, dia baru saja berpamitan kepada Raina untuk pulang duluan. Ya walaupun sebenarnya itu membuat Sakti khawatir, karena membiarkan Rain untuk pulang sendiri. Eh, sama orang gila? Gapapa orang gila, yang penting mah ganteng, Ahay! - Author.

"Apa lo liat liat?" ucap Raina sinis kepada cowok yang sudah berdiri dihadapannya.

Reyhan hanya tersenyum tidak jelas melihat muka sebal Rain.

Rain mulai jengah. Ngapain coba dia liatin gue? Pake senyum senyum lagi!

Rain berdiri dari duduknya dan menatap Reyhan tajam, "Gak usah senyum senyum, gue tonjok lo mau?"

"Tonjok aja kalo berani," ujar Reyhan santai.

Raina sudah siap ingin melayangkan kepalan tangannya ke wajah cowok tengil itu. Tapi dia segera menurnkannya kembali. Bukan, bukannya dia tidak berani, tapi..

"Kenapa nggak jadi?" Reyhan mengangkat satu alisnya melihat gerak gerik Raina.

"Nanti tangan gue kotor," Raina menjawab dengan senyum sinis.

"Bilang aja kalo lo tonjok muka gue, terus muka gue bonyok, lo takut kan gak bisa lihat kegantengan gue lagi," Reyhan tersenyum menggoda.

Raina memutar bola matanya malas, sudah tengil, narsis pula!

"Jangan mulai deh, udah ayo!" ucap Raina dan berjalan meninggalkan Reyhan yang masih senyum senyum nggak jelas.

"Kenapa buru buru? Lo udah nggak sabar ya mau pulang bareng gue lagi?"

Ucapan Reyhan membuat Raina menghentikan langkahnya yang sudah berada di ambang pintu kelas. Raina membalikkan badannya dengan malas dan menatap cowok yang tingkat narsisnya sudah akut!

Raina menatap tajam seolah dia benar benar ingin menelan Reyhan hidup hidup.

"Udah ayo, jangan ngliatin gue mulu. Ntar naksir, kan berabe gue!" ucap Reyhan yang sudah berjalan mendekat ke arah Raina. Reyhan langsung menggandeng tangan Raina, dan membawanya ke parkiran.

Raina melotot melihat tangannya yang sudah ditarik keluar kelas sama Reyhan. Kebiasaan!

Sudahlah, lebih baik Rain diam dan menurutinya saja. Percayalah dia sedang malas berdebat dengan cowok tengil itu. Apalagi setelah kejadian tadi di lapangan. Raina saja malunya minta ampun, tapi apa? Lihatlah makhluk yang sedang menggandeng tangannya ini. Dia bahkan bersikap seperti tidak ada apa apa!

Mereka sampai di parkiran sekolah dan mengahampiri motor Reyhan yang sudah terparkir manis menunggu pemiliknya.

"Nih helmnya," ucap Reyhan dan menyodorkan helm pink bergambar hello kitty.

Hujan dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang