1. Awal

54 11 0
                                    

Hari ini jam menunjukkan bahwa bel tanda masuk kelas akan segera berbunyi, dengan tergesah gesah Rain berangkat sekolah dan segera memasuki kelas. Untung saja tidak telat, pasalnya pagi tadi banyak kendala plus bangun kesiangan.

Awalnya dia cukup bersemangat untuk mengawali hari pertamanya sekolah, tapi semangat itu tiba tiba lenyap saat sudah muncul wajah cowok tengil yang ada di belakang tempat duduknya.

Baru saja dia akan menempatkan dirinya untuk duduk, bokongnya malah dengan manis menempel di lantai kelas. Siapa lagi kalau bukan Reyhan. Reyhan dengan sengaja menarik kursi Raina dan kemudian memasang wajah tidak berdosnya.

Kelas yang sudah hampir penuh oleh siswanya lantas pecah oleh tawa akibat ulah Reyhan. Raina benar benar malu!

Sial.

"Lo nggak bisa ya kalau nggak ngusilin orang?!" teriak Raina kelewat kesal, pagi yang harusnya indah ini dirusak duluan sama Reyhan.  Eh bukan pagi lagi sih ini, tapi kan ya masih masuk waktu pagi!

"Kalau nggak bisa emang kenapa?" jawab Reyhan dengan tengilnya, duduk dengan santai mengangkat kedua kakinya di atas meja. Emang nggak waras!

"Ya gue nggak suka lah, lo seenaknya ngerjain orang, lo pikir itu lucu? Nggak ya!" Raina berusaha mengontrol emosinya, dia harus sabar! Masa baru satu hari masuk sekolah udah masuk BK aja. Karena masalah nggak penting pula.

"Emang siapa yang lagi ngelawak?" Reyhan menjawab dengan menatap aneh lawan bicaranya.

"BODO AMAT!" Raina langsung memutuskan obrolannya dengan orang tidak waras ini. Bisa bisa dia ikutan jadi nggak waras lagi.

Reyhan yang melihat itu langsung tersenyum kecil, lucu! Batinnya.

Raina Akilah, sudah siap kalau hari harimu diisi dengan seorang reyhan Mahardika?

Bel sudah sejak tadi berbunyi, tetapi Sakti belum kelihatan batang hidungnya. Raina dari tadi memperhatikan pintu kelasnya, berharap sahabatnya itu akan datang sebentar lagi. Tapi nihil, yang datang malah Pak Rudy, guru matematikanya.

Saat pelajaran sedang berlangsung, detik detik pertama masih aman.. Raina masih bisa memperhatikan Pak Rudy dengan tenang.

Sampai tangan iblis yang duduk di belakangnya ini gatal kalau tidak mengerjainya. Ya! Iblis Reyhan! Sekarang ini Reyhan tengah asik menarik narik rambut Raina. Awalnya, Raina tidak menghiraukan, Nggak penting!

Tapi kelamaan dibiarkan, kepala Raina juga sakit bukan? Raina juga manusia loh! Bisa ngerasain sakit juga!

"Reyhan! Udah!" Raina membalikkan badan dan membentak cowok yang dari tadi sudah menguji kesabarannya.

Aduh! Raina keceplosan!

Semua yang ada di dalam kelas sontak menoleh ke arah Reyhan dan Raina, tak terkecuali Pak Rudy yang merasa jam pelajarannya sudah diganggu.

"Ada apa ini Raina? Reyhan?" Pak Rudy bertanya dan mulai menghampiri meja mereka.

"Reyhan, Pak! Dia jambak jambak saya! Cowok kok tangannya kayak perempuan!" ucap Raina nyolot sambil menatap tajam ke arah Reyhan.

"Dari pada lo! Alay! Kayak cabe cabean! Udah mulutnya kayak kaleng rombeng! Heran gue ada cewek modelan kayak lo," balas Reyhan tak mau kalah.

"Saya yang heran! Bisa bisanya kalian ribut di jam pelajaran saya! Sekarang malah nggak ada takut takutnya berantem di depan saya!" sahut Pak Rudy yang sudah geleng geleng dengan kelakuan dua muridnya.

Dari pada tambah pusing, Pak Rudy langsung menyuruh mereka berdua untuk berdiri dengan satu kaki di depan kelas sampai jam pelajarannya selesai.

"Yahhh.. Pak, masa sampe jam pelajaran selesai sih! Jam pelajaran bapak kan 2 jam! Masa tega banget ngehukum murid gantengnya ini," Reyhan sudah ikut mengomel ngomel, nggak ada takutnya nih bocah!

"Najisss!" Raina yang mendengar itu langsung memutar bola matanya malas.

"Mau berdiri sampe jam pelajaran selesai atau lapor ke BK?" ucap Pak Rudy memberikan pilihan.

"Berdiri sampe jam pelajaran bapak selesai!" jawab kedunya dengan kompak.

"Nah gini dong kompak! Kan enak mgeliatnya!" celetuk Pak Rudy sambil tertawa kecil.

"Najisss.." ucap Reyhan dan Raina bebarengan.

"Apa lo niru niru kata kata gue!"

"Emang lo doang apa yang boleh make kata kata itu?"

"Iya lah!"

"Bodo amat!"

Debatan debatan kecil itu masih terdengar saat pelajaran baru akan dimulai lagi. Semu murid yang di dalam kelas cekikikan sendiri melihat Raina dan Reyhan yang tidak bisa akur.

Sudah satu jam setengah mereka berdua berdiri di depan kelas. Sabar, Rain tinggal setengah jam lagi. Oke sabar! Batinnya.

Reyhan sendiri mulai bosan, ngapain coba pake berdiri di depan kelas kaya gini. Kurang kerjaan aja. Ide ide iblisnya mulai muncul di otak Reyhan.

Reyhan menyenggol badan Raina sampai hampir terjatuh, tapi untung saja dia masih bisa menjaga keseimbangannya.

"Reyhan! Lo apaan sih!" tak segan segan Raina mendorong tubuh Reyhan lebih keras dari dorongan Reyhan padanya.

Reyhan mengumpat lantas berdiri lagi, "Kasar banget sih jadi cewek! Nggak ada lembut lembutnya!"

"Nggak ada cewek yang mau lembut sama lo!"

"Sok tau banget!"

"Bodo amat!"

"Raina! Reyhan!" teriak Pak Rudy dari dalam kelas yang tentu saja dapat mendengar perdebatan merek berdua. Pasalnya suara mereka jauh dari kata pelan. Mengganggu pelajaran saja!

"Iyaaa, Pakkkk..." sahut mereka berdua dengan menghela napas.

Ya Allah ada salah apa gue hari ini sampe sampe bisa di hukum bareng ni curut! - Raina Akilah

Pegel banget dah kaki gue, tolong lah Ya Allah. Hambamu yang ganteng ini lagi kesusahan.. - Reyhan Mahardika

Disaat saat seperti ini masih sempet sempetnya narsis ya? Astaghfirullah Reyhan! - Author cakep

Yang diharapkan akhirnya datang juga! Bel peegantian jam sudah berbunyi beberapa detik yang lalu. Terlihat Pak Rudy yang baru saja keluar dari kelas.

"Gimana kapok?" tanya Pak Rudy menggoda dua muridnya yang sudah memasang wajah kelelahan.

"Bodo amat, Pak.. Capekk!!" teriak Reyhan langsung memasuki kelas.

"Yaudah, Pak saya mau masuk juga. Terima kasih HU-KU-MAN-NYA," ucap Raina dengan menekankan kata terakhirnya.

Pak Rudy hanya terkekeh dan menggelengkan kepala. Reyhan dan Raina memang tidak ada bedanya. Cocok! Batinnya.

Untung saja, pelajaran setelah Pak Rudy jam kosong. Gurunya tidak masuk, nggak tau karena apa. Yang pasti murid kelas X jurusan bahasa sangat senang mengetahui. Jadi bisa bebas deh! Toh juga belum ada pemilihan ketua, wakil, dan lain lain.

Wali kelasnya saja belum menyambangi kelasnya, bagaimana bisa ada pemilihan ketua?





Segini dulu yaa, kasih saran dan komentar harus lebih gimana lagi:)

Jangan lupa vote ya temen temen! Big love buat kalian ♥

Hujan dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang