7. UKS

39 6 0
                                    

Melihat darah di sudut bibir Reyhan, membuat Raina merasa bersalah. Karenanya, Sakti dan Reyhan jadi terluka. Reyhan hanya memandang Raina sekilas, tatapan mereka beradu. Tak lama Reyhan memutuskannya lebih dulu.

_________

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kini di kelas Raina hanya menyisakan 3 orang. Siapa lagi kalau bukan Sakti, Raina dan Reyhan.

"Sakti, lo pulang duluan aja ya. Gue masih ada urusan. Bisa kan bawa motornya?" tanya Raina.

"Ya bisa lah, cuma luka gini doang. Lagian tadi juga udah lo obatin,"

"Lo tapi nggak papa gue tinggal? Emang bisa pulang sendiri?" lihatlah, disaat seperti ini saja Sakti masih sempet sempetnya becanda.

"Ya bisa lah! Gue bukan bocah umur 5 tahun ya!" ucap Raina sebal.

"Kirain," Sakti terkekeh mendengar jawaban Raina. "Yaudah gue pulang duluan, lo jangan pulang malem malem!" sambungnya.

"Iya bawel!"

Kepergian Sakti membuat di dalam kelas hanya tersisa 2 orang saja. Hanya tinggal Raina dan Reyhan. Melihat Reyhan yang sudah beranjak dari kursinya dan berjalan melewati bangkunya, Raina langsung menahan pergelangan tanga Reyhan. Membuat empunya menoleh.

"Apa?" tanya Reyhan tak mengerti.

Tanpa menjawab, Raina segera menarik Reyhan untuk keluar kelas. Dan entah kenapa Reyhan nurut nurut saja.

Disinilah mereka, UKS. Raina berjalan menyusuri koridor dengan tangan yang masih menggandeng tangan Reyhan. Ditarik lebih tepatnya.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Reyhan saat mereka sudah sampai di depan UKS.

"Berak!" jawab Raina asal dan kembali menarik tangan Reyhan untuk memasuki UKS.

"Lo nggak punya toilet apa? Sampe mau numpang berak di UKS?" tanya Reyhan yang masih nurut nurut saja ditarik tarik oleh Raina.

"Ck! Berisik banget sih! Duduk!" ucap Raina jengkel. Reyhan langsung duduk di ranjang UKS.

Setelah melihat kalau Reyhan sudah duduk, Raina langsung berlalu dan kembali dengan kotak P3K yang kini sudah ada di tangannya.

Raina kemudian duduk di samping Reyhan, dan menghadapkan tubuhnya ke arah Reyhan. Reyhan pun melakukan hal yang sama. Raina mendekatkan wajahnya ke arah Reyhan, membuat Reyhan mengerutkan alis heran.

"Lo mau mesum ya?" satu pertanyaan terlontar dari mukut Reyhan.

"Gue bukan lo ya!" jawab Raina langsung memundurkan wajahnya kembali.

"Gue barusan tuh ngecek luka lo! Parah apa enggak, soalnya mau gue obatin!" Raina mendumel sambil menyiapkan kapas dan alkohol untuk membersihkan luka Reyhan.

Dengan Reyhan yang masih setia memperhatikannya. Lucu sekali melihat Raina mengomel seperti ini. Dia jadi ingat dengan mamanya di rumah. Mama lagi ngapain ya?

Setelah dirasa siap, Raina langsung mendongak dan mendapati Reyhan yang sedang tersenyum menatapnya.

"Apa lo senyum senyum?" tanya Raina yang kini sedang membersihkan darah di sudut bibir Reyhan. Berusaha berhati hati agar lukanya tidak terasa sakit.

Reyhan tidak menjawab pertanyaan Raina, malah semakin tersenyum lebar. Membuat Raina jengah, Raina langsung menekan luka Reyhan dengan kapas yang sudah di beri alkohol.

"Awwwsshh.. Sakit bego!" Reyhan meringis kesakitan.

"Siapa suruh senyum senyum nggak jelas?" ucap Raina dengan ketus, dengan masih mengobati luka Reyhan.

Hujan dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang