🍃Duabelas🍃

15.8K 1.3K 156
                                    

Siplah ya... kalian semua emang hebat. Nggak nyangka penggemarnya kakek Yusuf bisa sebanyak ini. Sumpah, saya aja sampai takjub ngeliat respon dari teman2 semua.

Nggak usah panjang2 lagi. Selamat membaca, dan semoga di minggu siang ini, ceritanya kakek Yusuf bisa menjadi teman buat kalian semua menghabiskan hari.

🍏🍏🍏

                                                

Siang ini, awan hitam mulai menyelimuti langit. Mendung nan kelabu yang menjadi pertanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan itu berbanding terbalik dengan suasana hati Yusuf yang bagaikan bunga sedang mekar-mekarnya.

Pria paruh baya yang baru merasakan nikmat bercinta yang sesungguhnya itu terus tersenyum, melamun, lalu terkekeh sendiri di sepanjang kakinya menyusuri lantai di salah satu pusat perbelanjaan ternama.

Yusuf masih mengingat jelas, usai melewati sesi pertama penyatuan tubuh antara dirinya dan Salwa, mereka sempat tertidur sejenak sambil berpelukan. Lalu, Yusuf yang terbangun duluan dan melihat tubuh mungil tanpa sehelai benang pun yang menutupinya itu ada dalam pelukan, tak kuasa menahan godaan saat kaki Salwa melingkari pinggulnya. Jadilah Yusuf yang terbakar gairah kembali membangunkan wanita muda itu dari tidur lelapnya, kemudian mereka kembali melakukan dua sesi percintaan. Di atas ranjang dan di kamar mandi.

Sungguh, Yusuf merasa jiwanya kembali muda. Ia kembali bersemangat menjalani hari, karena selain sang cucu, Yusuf juga memiliki Salwa sebagai penyemangat dalam hidupnya. Bahkan saking semangatnya, Yusuf sudah tak sabar untuk segera pulang ke rumah, membawa istrinya ke atas peraduan mereka, lalu kembali mengulang percintaan mereka yang terasa begitu indah.

"Pak... " Andi yang dari tadi mengekori sang atasan memanggil pelan saat melihat pria paruh baya yang sedang mengalami masa puber itu terus tersenyum tanpa mempedulikan sekelilingnya. "Pak... " kembali Andi memanggil, saat yang pertama tak diindahkan.

"Ya?" sahut Yusuf dengan kesadaran belum kembali sepenuhnya, efek menghayalkan Salwa selalu membuatnya gagal fokus.

Wanita muda itu dan segala apa yang ada pada dirinya membuat Yusuf selalu merasa bagaikan anak muda yang sedang kasmaran. Ingin selalu berdekatan, serta hanya ada wanitanya itu saja dalam pikiran.

                                                        
"Kalau bapak senyum terus seperti itu, nanti bapak dikira orang gila yang lepas dari pengawasan."

"Sembarangan." dengus Yusuf tak terima dengan menatap tajam sang sekretaris yang selalu bisa tersenyum ramah. "Kamu itu, suka sekali bikin saya kesal, Ndi. Saya senyum karena saya merasa senang." timpal Yusuf yang tidak pernah bisa benar-benar marah kepada pria muda yang sudah cukup lama bekerja padanya.

"Saya tahu." Andi mengangguk paham. "Tolong maafkan saya kalau saya tadi menyinggung perasaan anda." pintanya dengan nada yang begitu sopan.

"Sudahlah, lupakan saja." Yusuf mengibaskan tangannya. "Menurut kamu, toko pakaian yang bagus dimana?" tanya Yusuf kemudian.

"Kalau boleh saya bertanya, baju untuk siapa dan buat acara apa?" Andi balik bertanya walaupun bisa menebak apa yang sedang dipikirkan atasannya yang kelihatan lebih muda itu.

Yusuf diam seribu bahasa. Ia mengalihkan pandangan dengan tujuan agar pikiran mesum yang susah sekali dienyahkan dari kepalanya tidak diketahui oleh Andi, yang memiliki kejelian dalam menilai seseorang.

Bahaya jika seandainya sekretarisnya itu tahu kalau saat ini Yusuf sedang membayangkan Salwa sedang memakai pakaian tidur berbahan menerawang berwarna putih tanpa mengenakan apapun di baliknya. Hingga tiap lekuk tubuh istrinya bisa leluasa ia lihat dan ia nikmati pemandangan indah tersebut saat istri kecilnya berbaring di atas tempat tidur. Lalu mereka akan...

Takdir Cinta [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang