🍃Lima🍃

14.3K 1.2K 90
                                    

300 vote
55 komentar.

Saya lagi nggak mood buat cuap2, soalnya perut lagi sakit (karena tamu bulanan). Selamat membaca, dan semoga kakek Yusuf bisa selalu berada di hati kalian semua.

🍏🍏🍏

                                                

Yusuf tak henti-hentinya tersenyum saat mengingat reaksi para pengajar di tempat kursus menjahit saat ia memperkenalkan diri sebagai suaminya Salwa. Geli rasanya saat wajah mereka serempak melongok dan tak sanggup membalas kata-katanya.

Yusuf tahu sikapnya bisa dibilang kekanakan, tetapi hatinya membujuk ia untuk mulai mengakui Salwa sebagai istrinya, terutama di depan beberapa pria yang diketahuinya berdasarkan informasi dari Andi, juga ikut kursus di tempat yang sama.

Bahkan senyum Yusuf tak jua luntur saat petugas keamanan mengabarkan bahwa mantan istrinya datang ke kantor ini mencari dirinya.

Akan tetapi, senyumnya menghilang begitu melihat seorang wanita berdandan 'heboh' di umurnya yang tidak muda berlari menuju dirinya yang sejenak tadi masih berbicara akrab dengan petugas keamanan.

"Tunggu mas, jangan masuk dulu." pinta Yasmin Rahannah yang urat malunya sudah putus karena masih berani mengenakan pakaian ketat dengan kerah yang terlalu rendah, membuat payudara hasil implannya seolah ingin meloncat keluar dari penyanggahnya.

"Aku mau ngomong sesuatu sama mas, jadi jangan kemana-mana, soalnya satpam kurang ajar itu ngelarang aku masuk buat ketemu sama kamu, mas. Aku 'kan kepanasan, mas, karena nggak dibiarin nunggu kamu di dalam." cerocos Yasmin sambil menahan rasa sakit di kaki, efek berlari menggunakan sendal berhak tinggi.

Sudah dari 2 jam yang lalu Yasmin menunggu di kafe seberang jalan sana seraya memperhatikan mobil yang biasa dikendarai oleh orang yang ingin ditemuinya. Begitu mobil tersebut melintas di hadapannya, tanpa berpikir panjang, Yasmin pun berlari supaya Yusuf tak keburu masuk ke dalam gedung perkantorannya.

                                                        
"Ada keperluan penting apa, sampai kamu mencegat saya begini?" tanya Yusuf datar, tak menggubris akan aduan Yasmin dengan suara manja nan dibuat-buat tersebut membuat ia mual mendengarnya.

"Ada mas, penting banget malah. Maka aku bela-belain nunggu sampai 2 jam lamya." angguk Yasmin berulang kali.

"Kalau begitu, sebaikanya kamu katakan sekarang. Saya sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk sebuah obrolan tidak penting." tandas Yusuf, tak ingin lebih lama meladeni wanita satu ini.

Yasmin tentunya tak memiliki pilihan lain selain mengatakan rangkaian kata yang telah disusunnya sebelum datang ke sini. "Itu mas, aku 'kan bikin acara buat ngumpul sama beberapa alumni kampus kita waktu makan siang nanti. Nah... maksud aku datang ke sini, niatnya mau ngundang mas Yusuf ikut bergabung bersama kami nanti."

"Maaf, saya tidak bisa. Nanti siang, saya ada janji buat jemput seseorang." tolak Yusuf detik itu juga.

"Yah... kok gitu sih, mas? Ayolah, mas, acara ini 'kan sebagai ajang ketemu teman lama, makanya mas Yusuf harus ikut. Ikut ya, mas, ya... ya..." rengek Yasmin tak tahu malu, sampai security yang berdiri di samping si pemilik perusahaan mencibir muak melihatnya.

"Sekali lagi maaf, janji saya jauh lebih penting!" kembali Yusuf menolak.

"Kalau begitu, besok siang aja." Yasmin masih belum menyerah, membujuk duda tajir di hadapannya. "Aku sengaja bikin acara makan siang sama teman-teman yang lain tujuannya buat ngerayain keberhasilan mas Yusuf sebagai pengusaha. Masak mas Yusuf tega sih, ngebiarin aku malu di depan mereka."

Takdir Cinta [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang