"Seohyun? Ibu merindukanmu." Perempuan tua itu langsung memeluk Seohyun tanpa memberi celah untuk anaknya berbicara.
"A-aku juga merindukanmu ibu," ucap Seohyun membalas.
"Jung, pergilah sebelum bibi Hyunie melihatmu," bisik Seongyeon sambil melirik ke arah adiknya.
"Tidak akan. Aku akan disini apapun resikonya." Jungkook tersenyum ke arah Seohyun. Laki-laki bergigi kelinci itu menolak untuk pergi.
"Ya sudah terserah dirimu," pasrah Seohyun berbisik.
"Seohyun .." Hyunie melepaskan pelukannya dan menatap Seohyun dengan serius, "apa kau tidak akan memberi tahu rahasiamu pada mereka?"
"Suatu saat aku akan memberi tahu mereka dan sekarang lebih baik bibi tidak memikirkannya," ucap Seohyun yakin.
"Baiklah," balas Hyunie.
"Bibi, aku pergi ke sana dulu yah? Aku mau bertemu dengan Yoongi," pamit Seohyun.
"Ya sudah pergilah."
Seohyun beranjak dari tempatnya setelah mendengar balasan ibunya. Tidak lupa juga, ia bergegas menarik tangan Jungkook untuk membawanya pergi dari tangkapan mata Hyunie.
"Tunggu!"
"Arghh! Sial," batin Seohyun.
Namun sayangnya Seohyun kalah cepat untuk pergi dan sekarang dia berakhir dengan pertanyaan Hyunie.
"Siapa dia? Apa dia temanmu?" tanya Hyunie penasaran.
"Eumm.. Dia adalah–"
"Aku adalah Jungkook," potong Jungkook sambil membalikkan badannya dan menghadap ke arah Hyunie.
"Ju-jungkook..." Hyunie hanya bisa terkejut saat melihatnya, dia tidak mengatakan apapun kecuali nama Jungkook.
"Senang bertemu denganmu bibi," ucap Jungkook sambil tersenyum dan menampakkan gigi kelincinya.
"Jungkook.." Tanpa aba-aba, Hyunie langsung memeluk Jungkook erat seperti tidak ingin kehilangan dia lagi. Tanpa sadar perempuan itu juga meneteskan air matanya, membuat bahu Jungkook terasa basah.
"Sudah bibi. Jangan menangis... Aku tidak suka itu," ucap Jungkook.
Hyunie melepas pelukannya dan menatap Jungkook. "Kau masih sama saja tidak berubah sedikit pun." Dan tersenyum ke laki-laki bergigi kelinci itu.
"Sudah! Sekarang kita bertemu ayah dan ibumu," ajak Hyunie sambil menarik tangan Jungkook.
Tarikan Hyunie ditahan oleh Jungkook. Laki-laki bergigi kelinci itu tidak mau bertemu orang tuanya.
"Kenapa? Kau tidak ingin bertemu mereka," tanya Hyunie penuh heran.
"Biarkan saja mereka tahu sendiri," ucap Jungkook.
"Tapi kook–" sebelum ucapan Hyunie selesai, Jungkook sudah menggelengkan kepalanya tanda untuk tidak melanjutkannya.
"Baiklah. Bibi akan membantumu," ucap Hyunie yang dibalas senyum oleh Jungkook.
"Jihyun?!!" teriak Jimin dengan suara melengking.
"Apa sih kak! Teriak-teriak seperti tidak ada pekerjaan saja," protes Jihyun yang baru keluar dari kamarnya.
"Sini! Bantu kakak membawa semua ini," perintah Jimin.
"Huufftt~"
Jihyun menghela nafasnya. Laki-laki gembul itu berjalan mendekat ke arah kakaknya.
"Ini bawa semuanya. Kakak mau kembali untuk mengambil sisanya," ucap Jimin.
"Berat!" oceh Jihyun yang langsung dapat geplakan dari Jimin.
"Mangkanya jangan main game terus! Jadi bawa apa-apa pasti berat," omel Jimin.
"Untung kakak kalau tidak sudah kugeplak saja dari tadi," batin Jihyun.
"Sudah sana! Bawa ke bawah."
"Iyah-iyah."
Jihyun berjalan ke arah tangga bawah, dan menuruni tangga untuk membawa barang-barang persiapan keluarga Jeon.
Brukk
Tiba-tiba seorang laki-laki yang menabrak Jihyun. Perkara itu membuat Jihyun kesal saja.
"Hey! Kalau jalan lihat-lihat! Tidak tau apa, sekarang aku lagi membawa barang berharga."
"Ma-maaf aku ti–" laki-laki itu mendongakkan kepalanya sampai akhirnya mereka berdua sama-sama terkejut.
"Kookie?!"
"Jihyun?!"
TBC
Heyyo!!
Malming yang indah bukan? Ditemani update-an dari Lemon wkwk.
Jangan lupa vomment!
Lemon 🍋
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] BACK || JJK
Fanfiction[Sequel of Thank You For Everything] [END] Perjalanan Jeon Jungkook dalam menghadapi musuh yang mengincar kekayaan keluarganya. Berawal dari terbukanya identitas asli, yang kembali pada keluarganya bersama sang kakak perempuan yang tidak dianggap ol...