Tenth

2.1K 172 15
                                    

"Hahaha ... kakak pasti bercanda kan?" Jungkook menatap Seohyun tidak percaya.

"Tidak, Kook. Kakak tidak bercanda," ucap Seohyun menatap Jungkook sendu.

"Ta-tapi ba-bagaimana bisa?"

"Kau tahu bukan? Bagi keluarga Jeon jika ada seorang perempuan selain istri maka perempuan tersebut dianggap pembawa sial. Kakak adalah perempuan di keluarga Jeon jadi kakak dianggap pembawa sial dan tidak diakui oleh ayah dan ibu."

"La-lalu kenapa kakak bisa jadi anak paman Sungyon dan bibi Hyunie jika kakak dianggap pembawa sial?" Jungkook masih menatap Seohyun tidak percaya.

"Di keluarga Jeon, yang hanya bisa menerima anak perempuan hanyalah paman Sungyon dan bibi Hyunie. Jadi itulah kenapa kakak diterima oleh mereka dan dianggap anak oleh mereka," ujar Seongyeon.

"Ja-jadi benar kakak adalah saudaraku?"

"Iya." Seohyun mengangguk.

"Kak ...."

Jungkook mulai berjalan mendekati Seohyun. Perempuan yang didatangi hanya menutup matanya erat. Bersiap menerima segala kemarahan laki-laki yang berstatus adiknya itu.

Grepp

"Aku senang jika kakak adalah saudaraku jadi ini semua bukanlah kebohongan yang kita lakukan," ucap Jungkook tulus.

"Ka-kau ti-dak marah, Kook?"

"Marah? Apa yang kakak katakan? Kenapa aku marah jika semua ini adalah kebahagiaan?" Jungkook melepas pelukannnya lalu menatap manik mata Seohyun yang hitam kecoklatan, sambil memegang bahunya.

"Benarkah jika semua ini kebahagiaan bagimu?" Seongyeon menatap ragu.

"Iya, sekarang aku tahu bahwa kau adalah saudara kandungku."

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Sem—"

Ddrrttt.... Drrttt....

Tiba-tiba ponsel Jungkook berdering dan membuat ucapan Seohyun terpotong.

"Aish! Menganggu saja," gerutu Jungkook saat ponselnya berbunyi.

"Sudah kau angkat saja."

"Baiklah,"

Jungkook mengambil ponselnya di saku celana. Menghidupkan layar ponsel untuk melihat siapa yang menghubunginya.

"Jihyun?" batin Jungkook terkejut saat melihat nama Jihyun tertera di layar ponselnya.

"Kau melihat apa? Angkat saja," ucap Seohyun heran.

"Iya-iya," Jungkook menggeser layarnya lalu mendekatkan ponselnya ke arah telinga.

"Halo?"

"..........."

"Ah! Maaf aku tidak bisa, hari ini aku diajak kakakku pergi,"

".........."

"Sekali lagi, maaf jihyun,"

"........."

Ttuttt tuttt

"Siapa?"

[2] BACK || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang