Indah Cintaku

4K 479 72
                                    

Hari demi hari berlalu, Cia merasa nyaman di samping Faros. Selain menjadi pengawal pribadi, Faros juga seperti guru baginya.

"Ubahlah sedikit demi sedikit sikap kamu kepada semua orang. Jadilah wanita yang ramah biar banyak teman," ucap Faros ketika mereka duduk santai di tepi danau.

Lagi-lagi Denada harus menerima nasib jika Cia dan Faros sedang berduaan, tugas dia mengawasi situasi. Namun, Denada senang melakukannya, dia menjadi saksi kisah cinta Faros dan Cia.

"Aku bingung harus bersikap bagaimana."

"Coba terapkan tiga kata ini dalam sehari-harimu. Tolong, maaf, dan terima kasih. Dengan begitu, lawan bicara kamu akan merasa senang dan segan kepadamu. Mereka merasa dihargai dan akan balik menghargaimu."

Beberapa menit Cia terdiam, dia mengingat sikapnya selama ini kepada pelayan di rumah dan teman-teman di sekitarnya yang kurang baik. Mengucapkan tiga kata yang diajarkan Faros saja, bibirnya terasa berat.

"Kok diem?" Faros menjenguk wajah Cia yang sedang melamun. Dia mendekap Cia dari belakang, menempelkan pipinya di pipi Cia.

"Selama ini aku nggak pernah mengucap kata-kata itu. Apakah sikapku terlalu buruk kepada orang di sekitarku sampai aku nggak punya teman selain Denada?"

"Tidak, kamu orang baik. Hanya saja kurang bisa menghargai orang lain. Cobalah mengubah sikap dan cara bicara kamu," nasihat Faros pelan-pelan supaya tidak menyinggung perasaan Cia.

"Faros, Cia!" Denada datang tergesa-gesa menghampiri mereka. Wajahnya tegang dan sepertinya sedang dikejar orang.

"Kenapa, De?" Cia lebih dulu bangkit disusul Faros.

Denada tidak menjawab, dia bersembunyi di belakang tubuh mungil Cia. Faros dan Cia kebingungan melihat sikap Denada.

"Lo kenapa sih, De?" tanya Cia panik.

"Nah, itu dia!" pekik dua orang pria, satu bertubuh kurus yang satu bertubuh gempal.

Keduanya berlari mendekati Faros, Cia, dan Denada yang bersembunyi ketakutan di balik tubuh Cia. Ketika dua orang itu sampai di depan mereka, Faros langsung memasang badan di depan Cia.

"Siapa kalian?" sergah Faros tegas.

"Lo jangan ikut campur, ini masalah gue sama cewek itu," tunjuk si kerempeng kepada Denada.

"Sebentar, sebenarnya ada apa ini?" sela Cia kalang kabut.

"Ci, gue tadi jalan-jalan ke arah sana," tunjuk Denada ke arah kemunculan dua orang tadi, "nggak sengaja nendang botol minuman mereka. Gue sudah minta maaf, malah mereka mau perkosa gue. Gue berhasil kabur, terus mereka ngejar gue," jelas Denada ketakutan sampai gemetar.

"Ooooh, jadi kalian sedang teler?" ujar Faros.

"Halah, banyak bacot lo!" Si preman yang kurus ingin memukul Faros, tetapi tangannya ditangkis hingga tubuhnya limbung.

Temannya yang bertubuh gempal tidak terima, dia juga ingin memukul Faros, untung Faros bisa menghindarinya. Perkelahian antara dua preman melawan satu orang pun terjadi. Cia was-was melihat perkelahian itu, dia takut terjadi sesuatu sama Faros.

Sekali tendangan dari Faros di bagian betis, si preman kurus telungkup di tanah. Si gembul mengeluarkan benda tajam dari balik jaketnya, Cia melihat tangannya sudah mengayun ingin menusuk punggung Faros.

"Faros awas!" pekik Cia, dengan gesit Faros menghindar dan menendang pantat preman bertubuh gembul itu hingga dia menimpa tubuh preman kurus.

Kedua preman tersebut mengeluh kesakitan.

Faros & Cia (Akan Kujaga Kau Sepenuh Hati dan Jiwaku) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang