Hanya Rindu

2.5K 482 93
                                    

Amarah Cia meluap-luap ketika  mengetahui obat yang selama ini Zainal konsumsi hingga merusak satu ginjalnya. Bahkan karena kerusakan ginjal yang sudah parah itu, setiap bulan dia harus cuci darah. 

Captopril merek Acendri, obat yang seharusnya untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). Captropril masuk ke dalam kelompok obat-obatan jantung yang disebut ACE inhibitors. Obat tekanan darah itu dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Cara kerjanya memperlambat fungsi ginjal dalam menyaring darah dengan cara menurunkan aliran darah ke ginjal.

Meski begitu, ini sebenarnya digunakan untuk melindungi ginjal dari efek diabetes yang merusak. Namun, harus sesui anjuran dokter agar tidak over. Jika sudah berlebihan jadinya seperti yang diderita Zainal.

"Awas saja kamu Nenek Lampir!" geram Cia meremas-remas tangannya sambil menatap tajam dan berapi-api.

Pulang dari rumah sakit mengambil hasil laboratorium, Santoso langsung memberikan dan menjelaskan apa yang dokter sampaikan tentang hasilnya kepada Cia. Darah Cia seketika mendidik sampai ke ubun-ubun.

"Pak Santoso, ada informasi apa lagi?" tanya Cia menarik napasnya berat agar emosinya terkontrol.

"Yang saya dengar, akan ada pertemuan penting di kantor dengan semua dewan tertinggi dan kolega termasuk Tuan Gio yang mewakili papanya." Santoso melaporkan perkembangan situasi di kantor Zainal.

Walupun Zainal mengutus Merlin untuk menghendel bisnisnya sementara waktu, Cia tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Dia tetap memantau dan berhasil menyadap semua CCTV di kantor.

"Kita harus melakukan sesuatu, Pak. Kapan akan dilakukan pertemuan itu?"

"Dari pembicaraan Merlin yang menyuruh sekretaris Tuan Zainal, besok siang di ruang meeting lantai sepuluh, Non." Santoso mengetahuinya dari CCTV yang ada di ruang kerja Zainal.

Meskipun Zainuddin, Ucok, dan Denada tidak pernah terlihat bersama Cia, tetapi mereka justru yang bekerja keras di balik rencana besar Cia yang akan membongkar kebusukan orang-orang terdekat Zainal, termasuk keluarga Gio. Mereka mengumpulkan bukti-bukti, jika sudah waktunya, bukti itu akan menjadi bom waktu untuk mereka yang menganggap Cia gadis bodoh dan tak tahu apa-apa.

"Siapkan semuanya, besok kita jalankan rencana," titah Cia yang sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Siap, Non!" Santoso berlalu dari ruang tengah rumah bak istana itu.

Lala datang dari dapur membawakan cokelat panas pesanan Cia tadi sebelum Santoso datang.

"Ini, Non, biar relaks pikirannya." Lala menurunkan cangkir itu di meja. Dia sangat senang bisa berkumpul dan melayani Cia seperti dulu lagi.

Bahkan Lala sekarang sudah bisa bercanda dengan Cia. Sikap Cia berubah 180° dari sikapnya yang dulu.

"Terima kasih, Mbak Lala," ucap Cia duduk di sofa panjang, kaki diselonjorkan, punggung bersandar, lalu mengangkat cangkirnya. Sedikit demi sedikit Cia menyeruput cokelat yang masih mengepul itu.

"Andai Faros masih ada, ya, Mbak." Tiba-tiba Cia mengingatkan Lala kepada Faros.

Sambil memijat kaki Cia, Lala yang duduk di lantai menyahut, "Kenapa, Non? Non kangen sama Faros?"

"Banget, Mbak. Andai dia masih ada di sini, pasti aku tidak akan memikirkan masalah ini sendiri. Faros akan menyelesaikan masalah ini dengan caranya yang cerdas." Dada Cia sesak saat mengenang Faros. Air mata yang dia tahan pun menetes tak mampu terbendung.

"Non, ikhlaskan. Allah sayang sama Faros. Ibarat bunga, pasti orang akan lebih dulu memetik yang paling indah. Faros orang baik, makanya Allah mengambilnya lebih dulu. Ambil hikmahnya saja, Non. Seandainya Non Cia tidak menghadapi masalah ini, tidak akan tahu musuh-musuh Tuan Zainal, kan?"

Faros & Cia (Akan Kujaga Kau Sepenuh Hati dan Jiwaku) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang