Akan Kujaga

2.9K 465 61
                                    

"Ikut gue!" Lagi-lagi Gio bersikap kasar kepada Cia.

"Nggak mau, lepasin!" Cia memukul lengan Gio.

Namun, Gio tetap memaksa Cia, menariknya keluar rumah agar ikut bersamanya. Hari ini Faros ditugaskan Zainal menjaga keamanan bersama bodyguard yang lain untuk rapat bersama klien di restoran Jepang.

"Tuan Gio, tolong lepasin Non Cia." Lala mengejar Cia diikuti bodyguard yang menjaga di rumah saat itu.

"Berhenti di situ!" sergah Gio menunjuk Lala dengan mata tajam.

Seketika Lala dan bodyguard berhenti tidak berani melawan Gio. Mereka tidak mau ambil risiko, jika melawan, Gio bisa lebih menyakiti Cia. Air mata Cia mengalir deras, Gio memaksanya supaya mau pergi mencoba pakaian untuk pertunangan mereka minggu depan. Zainal dan keluarga Gio sudah mengambil keputusan.

"Lo kasar banget sih!" bentak Cia setelah Gio berhasil memaksanya masuk ke mobil sedan hitam.

"Kalau lo nggak nolak ajakan gue, nggak akan mungkin gue nyeret lo kayak tadi."

"Lo nggak bisa maksa gue gitu dong! Gue lagi males ke mana-mana." Cia sangat kesal kepada Gio. Belum jadi suaminya saja sudah kasar seperti itu, bagaimana kalau jadi suami? Bisa-bisa kalau Cia bikin kesalahan Gio bunuh.

"Kenapa? Apa karena nggak ada bodyguard sok pahlawan itu?" sarkastik Gio dengan senyuman meremehkan.

"Seandainya membunuh itu tidak dosa dan tidak melanggar hukum, gue sumpahin Faros bakalan bunuh lo!" sentak Cia kesal dan ingin sekali menghajar wajah Gio yang songong itu.

Bukannya takut dengan ancaman Cia, malah Gio tersenyum remeh. "Sebelum dia bunuh gue, dia dulu yang akan mati."

"Terserah lo! Orang gila itu bebas, karena di sini gue yang waras, mending gue ngalah sama orang gila." Cia menghela dan mengembuskan napas pelan berulang kali agar perasaannya tenang.

Menyesal tak ada gunanya lagi, Cia merutuki kebodohannya ketika menyerahkan keputusan pertunangan mereka kepada Gio. Andai waktu dapat terulang kembali, Cia tidak akan mengucapkan hal itu.

Cia tidak akan marah kepada Faros dan mau mendengarkan penjelasannya mengenai Anggi. Mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Sayang, semua sudah telanjur.

***

Beberapa kali ponsel Faros bergetar, tanda panggilan masuk. Namun, situasi saat ini tidak memungkinkan untuk mengangkat telepon. Dia bersama bodyguard yang lain sedang berjaga dan mengamankan rapat tertutup Zainal dengan tamu dari Jepang. Firasat Faros mendorongnya untuk mengangkat ponsel yang sedari tadi bergetar.

"Mas Zainuddin, saya mengecek luar dulu," alasan Faros menunjuk ke luar restoran.

"Cepat kembali," ucap Zainuddin dibalas anggukan tegas Faros.

Dia pun melangkah keluar sambil mengecek ponselnya. Pesan dari Lala masuk berkali-kali dan panggilan tak terjawab pun berulang kali. Faros membaca pesan Lala, darahnya ketika mendidih. Lala mengadu kepada Faros tentang Gio yang kasar dan memaksa Cia ikut dengannya.

"Sial! Awas Gio, lo nggak akan lagi gue kasih ampun." Faros mengumpat sambil memasukkan ponsel ke saku jaket hitamnya.

Langkahnya lebar keluar restoran bernuansa Jepang itu, dia mengawasi sekitar. Banyak pengawal rahasia dari Zainal maupun tamunya di sana. Ketika Faros sedang menyapu pandangannya ke arah parkiran, mata tajamnya menangkap seorang wanita menunduk di samping mobil seperti sedang berbicara dengan seseorang di dalam mobil.

"Itu bukannya ...?" Faros sangat yakin dengan wanita itu. "Ngapain dia di sini?" lanjutnya sangat penasaran.

Ingin mencari jawaban atas rasa penasarannya, Faros pun berjalan santai ke arah belakang mobil tersebut, seolah-olah tidak terjadi sesuatu yang mencurigakan. Dia mengendap-ngendap agar tidak ketahuan siapa pun. Di belakang mobil itu, Faros menunduk, menguping pembicaraan mereka.

Faros & Cia (Akan Kujaga Kau Sepenuh Hati dan Jiwaku) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang