Hukuman untuk Cia

3.6K 460 75
                                    

Hubungan Faros dan Cia semakin dekat, jika di luar rumah, mereka seperti tidak ada jarak. Sikap Cia juga berubah, tidak lagi jutek dan judes. Cia manja kepada Faros dan sedikit-sedikit yang diandalkan Faros. Begitupun Faros, dia suka memanjakan Cia, apalagi kalau tingkah kekanak-kanakan Cia muncul, Faros suka menggodanya.

Ketika Cia sedang makan siang di kantin kampus bersama Denada, dia meminta Denada menghubungi Faros yang saat ini sedang melaksanakan tugas di luar kota bersama Zainal. Hal itu dilakukan supaya Zainal tidak mengetahui kedekatan pribadinya dan Faros karena ponsel Cia sengaja disadap Zainal untuk memantau komunikasi putrinya dengan semua orang. Hanya Denada teman yang Cia bisa mintai bantuan. Hari ini Ucok giliran yang menjaga Cia.

"De, gimana? Diangkat nggak?" tanya Cia cemberut karena sedari tadi Faros tidak mengangkat teleponnya.

"Nggak, Ci. Coba lo kirim pesan ke dia." Denada memberikan ponselnya kepada Cia.

Penjagaku, di mana? Nggak pulang?

Tulis Cia melalui SMS karena dia takut jika ponsel Denada juga disadap anak buah Zainal.

"Makasih, De. Kayaknya dia nggak baca SMS gue deh." Wajah Cia sedih, dua hari ini dia tidak bertemu Faros karena bodyguard kesayangannya itu diminta Zainal ikut ke luar kota menemaninya menemui rekan bisnis.

"Sabar, mungkin dia sedang dekat sama papamu."

"Iya, De. Kadang gue sebel sama kehidupan yang begini. Gue merasa nggak bebas. Temenan sama lo saja, gue sebenernya nggak enak karena selalu merepotkan lo. Anak buah Papa juga melacak latar belakang lo, maaf privasi lo jadi terganggu. Mungkin ini salah satu alasan orang nggak mau temenan sama gue, De." Cia mengaduk lalu menyedot jusnya.

"Heh, Ci, namanya teman nggak ada yang merepotkan atau direpotkan. Kalau kita nggak melakukan kesalahan, kenapa harus takut? Aku hidup di panti asuhan sejak kecil, kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan pesawat. Yang mau dicurigai dari kehidupanku apa?"

Selama ini, ternyata Denada tinggal di panti asuhan yang bernaung di yayasan Zainal. Cia baru tahu setelah mereka dekat sekitar tiga bulan lalu.

Dreeeeet dreeeeet

Ponsel Denada bergetar, dia melihat SMS masuk.

"Ci, Faros balas," ucap Denada memberikan ponselnya kepada Cia.

Lagi di Belitung, bayiku. Nanti malam pulang. Kenapa? Kangen, ya?

Bibir Cia tersenyum lebar, wajah yang tadinya mendung kini berubah cerah.

"Perasaan tadi langitnya mendung, tiba-tiba kok cerah, ya?" sindir Denada menggoda Cia lalu disusul tawanya.

"Ih, apaan sih, De." Cia senyum-senyum tak jelas, Denada memahami jika saat ini Cia sedang dilanda cinta.

Yeeeeee! PD!

Balas Cia sok mengelak, padahal benar dia merindukan Faros.

Sudah makan?

Balas Faros lagi, akhirnya saling balas melalui SMS pun terjadi.

Sudah. Kamu?

Belum.

Kenapa?

Masih tugas.

Emang Papa nggak izinin kamu istirahat?

Ngizinin sih, tapi kalau lagi jaga, masa mau ditinggal? Aku lagi curi waktu buat balas SMS kamu, langsung pulang nanti, ya? Jangan bandel.

Faros & Cia (Akan Kujaga Kau Sepenuh Hati dan Jiwaku) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang