Terungkap

2.6K 496 79
                                    

Mereka kembali duduk di kursinya, termasuk Gio.

"Papa harus melihat ini juga," ujar Cia lalu menekan enter di laptop.

Ketika video CCTV saat Gio dan Cia datang ke hotel bintang lima sampai memperlihatkan Faros mondar-mandir di depan pintu kamar mereka, menyamar, dan keluar dari kamar membopong Cia dalam keadaan tak sadarkan diri diputar, mencengangkak Zainal. Video CCTV kejadian di dalam kamar saat Gio berusaha menodai Cia dan Faros datang menyelamatkan tidak ada. Memang setiap kamar tidak dikasih CCTV, apalagi itu kamar VVIP yang khusus.

"Maksudnya apa itu, Cia, Gio?" tanya Zainal menatap mereka bergantian, menuntut penjelasan Cia dan Gio.

Bukannya menjawab, Gio menundukan kepala dalam. Malu karena semua orang di sana menatapnya aneh.

"Jadi, waktu itu Gio mengajakku makan siang di hotel itu, Pa. Dia ingin memperkosaku dalam keadaan tidak sadar. Gio ngasih obat tidur di minumanku. Untung ada Faros yang menyelamatkanku. Faros tidak salah, dia menghajar Gio karena memang itu pantas dia lakukan," suara Cia parau, tangisnya mencekat di tenggorokan.

Sekuat tenaga dia menahan air matanya supaya tidak jatuh di depan banyak orang. Dia harus kuat, tidak boleh terlihat lemah supaya tak dianggap wanita lemah.

"Benar itu, Gio?" tanya Zainal.

Gio tak mampu berkata-kata karena sudah ada buktinya. Mau menyangkal pun dia sudah tidak bisa, hanya malu yang dia tanggung saat ini.

"Ada lagi." Cia menekan enternya lagi.

Suara perdebatan Cia, Gio, dan Faros di depan butik sangat jelas. Dalam video CCTV itu jelas memperlihatkan Gio menyakiti Cia, sedangkan Faros berusaha melindunginya.

"Ini video CCTV versi penuhnya, Pa. Yang diberikan ke Papa itu sudah diedit dan beberapa bagian dipotong," terang Cia di tengah mereka menonton.

Rahang Zainal mengeras, rasa menyesal menjalar keseluruh tubuhnya.

"Cukup!" Saking malunya, Gio berdiri meminta Cia menghentikan pemutaran video itu.

"Kenapa? Malu setelah ketahuan sifat asli lo?" tantang Cia berani. Walaupun Gio besar dan tinggi, Cia yang imut itu tidak gentar sedikit pun. Dia menantang Gio sambil melipat kedua tangan di dada.

Langkah kaki Gio lebar mendekati Cia. Matanya berapi-api, tak berpikir panjang, Gio mencekik leher Cia. Semua orang terkejut!

"Gio!" sentak Zainal sangat keras. Dia langsung berdiri dari kursi rodanya.

Namun, sudah lebih dulu Ucok dan Zainuddin yang bergegas mendekati Cia dan berusaha melepaskan cengkeraman tangan Gio di lehernya.

"Dasar wanita jalang!" umpat Gio semakin erat mencekik leher Cia hingga rahangnya mengeras tanda dia mengeluarkan seluruh tenaganya.

Lama-lama Cia kesulitan bernapas. Lehernya tercekat erat, Ucok dan Zainuddin berusaha menarik tubuh besar dan kekar Gio. Namun, justru cekikan tangan Gio semakin erat. Tak tahan lagi, akhirnya Cia bertindak. Dia teringat pesan Faros dan dulu setiap olahraga, Faros sedikit-sedikit mengajarinya bela diri. Meskipun belum mahir, berkat ilmu dari Faros, Cia tahu titik lemah musuh-musuhnya.

Bug!

Cia menendang alat vital Gio menggunkan lututnya.

"Aw." Sepontan kedua tangan Gio terlepas dari leher Cia dan langsung memegangi kelaminnya yang terasa nyeri dan perutnya mules.

Napas Cia ngos-ngosan, dia memegangi lehernya. Denada mendekat, membawakan air gelas mineral dan mengecek keadan Cia.

"Cia, ini diminum." Denada memberikan air gelas itu lalu mengusap punggung Cia.

Faros & Cia (Akan Kujaga Kau Sepenuh Hati dan Jiwaku) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang