Cinta itu Buta

3.4K 441 33
                                    

Selesai kuliah, seperti biasa, Cia keluar bersama Denada. Sedangkan Faros ke parkiran mengambil mobil.

"De, lo mau langsung pulang? Nggak mau main dulu?" tanya Cia ketika mereka menunggu Faros di pelataran kampus.

"Maaf, Ci. Iya, aku harus pulang. Soalnya aku ada jadwal ngajari adik-adik belajar."

"Iya sudah nggak apa-apa. Lain waktu deh, aku main ke panti. Aku nggak pernah main ke sana."

"Wah, serius, Ci?" sambut Denada senang.

"Iya, gue seriuslah, De."

"Ya sudah, aku duluan, ya, Ci. Mumpung ada angkotan itu!" tunjuk Denada pada angkota kuning yang berhenti di depan kampus.

"Okay, hati-hati," pekik Cia melambaikan tangan dibalas Denada sambil berlari ke arah angkota yang menunggunya.

Mobil Ferrari merah sudah berjalan ke arah Cia, senyum mengembang di bibirnya. Namun, belum juga sampai Ferrari itu di depan Cia, dua orang pria berpakaian serba hitam membius Cia dari belakang dan langsung memasukkannya ke mobil hitam. Faros yang melihat kejadian itu melebarkan mata dan menekan gasnya dalam mengejar mobil tersebut.

Bergegas Faros menghubungi bodyguard penjaga rumah Cia. Dia melaporkan penculikan tersebut. Beberapa bodyguard ditugaskan kepala bodyguard yang ada di rumah Zainal untuk membantu Faros. Semua menyebar dan melacak dari radar yang ada di ponsel Cia.

"Shit! Gue nggak akan kasih ampun!" gumam Faros fokus menatap mobil hitam yang membawa Cia.

Mereka saling mengejar di jalan yang cukup ramai siang ini. Sampai di jalanan yang lumayan sepi, Faros menekan gasnya lebih dalam hingga kecepatan mobil 120 kilometer per jam. Tak peduli dengan keselamatannya, Faros menghadang mobil tersebut sampai mendadak berhenti. Dengan wajah keras dan rahang kaku, Faros turun dari mobil langsung menarik sopir mobil hitam itu keluar.

"Bangsat!" umpat Faros memukul keras wajahnya.

Semua yang ada di dalam mobil hitam keluar, jumlahnya sekitar lima orang. Faros tidak takut, dia siap melawan semuanya. Faros dikeroyok lima orang, mereka baku hantam, sebenarnya Faros kualahan, tetapi demi tugasnya, dia melawan mereka. Beberapa kali Faros terjatuh terkena pukulan salah satu dari mereka. Namun, dia bangkit dan meladeni amukan kelima orang itu.

Dua orang mengeluarkan pisau, di tengah perkelahian karena tidak terlalu fokus, lengan Faros terkena pisau tersebut. Darah keluar, Faros tidak peduli. Wajah tampannya beberapa kali terkena pukulan. Satu per satu lawan Faros tumbang, salah seorang dari mereka Faros cengkeram kerahnya.

"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Faros dengan mata menyalang amarah.

Belum juga menjawab, salah satu yang memegang pisau bangkit dan ingin menusuk Faros dari belakang.

"Faros awas!" pekik suara dari kejauhan.

Faros menghindar hingga pisau itu justru menancap di perut pria yang tadi Faros tanyai. Kaki Faros menendang pria yang ingin membunuhnya, teman-teman sesama bodyguard membantu Faros. Mereka menghajar satu per satu orang yang masih melawan. Sampai keempat orang itu bisa dilumpuhkan.

Keempat orang itu dibawa teman-teman Faros ke markas. Bergegas Faros menyelamatkan Cia yang masih di dalam mobil hitam tersebut.

"Cia." Faros menepuk pipi Cia, tetapi gadis itu belum siuman dari obat bius yang tercium di hidungnya tadi.

"Ros, bawa Non Cia pulang," perintah Zainuddin.

"Iya, Mas." Faros membuka ikatan di tangan Cia dan lakban hitam yang menutup mulut Cia.

Faros & Cia (Akan Kujaga Kau Sepenuh Hati dan Jiwaku) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang