chapter 5 - Diam.

315 55 18
                                    

"Mama! Calum pulang!" Teriak Calum saat masuk ke rumah. Emang bopung ya, masuk rumah bukannya salam malah teriak-teriak.

"Kamu nih ya, kebiasaan teriak-teriak." Ucap tante Joy dengan Calum yang menyalim tangannya.

"Eh ada Bila!" Gue tersenyum lalu menyalim tante Joy dan memeluknya.

"Ma, Calum ganti baju ya, Bil ikut ga?" Ucap Calum sambil menatap gue jahil. "Tante Calum cabul tan," Ucap gue sambil tertawa.

"Heh pergi sana ganti baju terus mandi, bau!" Canda tante Joy dibalas dengan ngambeknya Calum. "Udah Calum mau keatas aja, bai."

"Tante lagi ngapain?" Tanya gue sambil meletakkan tas ke sofa.

"Lagi masak nih bil, buat makan malam. Kamu nanti makan malam disini dulu ya." Gue mengangguk.  "Iya tan,"

"Kak Mali mana?"

"Oh tadi katanya dia lagi cod-an, dia mah belanja online mulu." Ucap tante Joy sembari kami berjalan ke dapur.

"Bila bantu ya tante." Tante Joy tersenyum.

"Serius nih?" Gue mengangguk.

Gue dan tante Joy hanyut dalam pembicaraan selagi memasak. Kita lagi masak ayam kecap sama sayur cah kangkung pake sambal.

"Bil, kamu tau ga? Dulu Calum itu anaknya bandel banget, pulang malem, pokoknya susah dibilangin," Gue yang lagi mengiris seledri menoleh kearah tante joy.

"Tapi, beberapa hari ini, dia itu mulai berubah, pulangnya tepat waktu, pr dikerjain, baju nya rapi, eh ternyata–sayurnya masukin disitu bil." Jeda tante joy sambil menyuruh gue memasukan seledri nya ke mangkuk.

"Eh ternyata, setelah di cari tahu dia berubah karena–" Ucapan tante joy terpotong karena kehadiran Calum dengan baju santai-nya.

"Ma, Parfum aku mana?" Tanya Calum sambil membuka kulkas mengambil air dingin.

"Dibawa sama Kakak kamu tadi Cal, parfum nya dia abis." Calum mengkerucutkan bibirnya.

"Itukan parfum cowok ma," Balas Calum dengan nada manja yang dibuat-buat.

Tante joy gak membalas, cuma geleng-geleng sama sifat Calum yang kekanak-kanakan. "Manja lo buncit." Ejek gue sambil memindahkan makanan ke wadah.

"Bodo. Eh bil, lo makan malam disini dulu kan?" Gue mengangguk. "Boleh kan?" Calum tersenyum.

"Masa calon istri gue gaboleh makan malam dirumah, boleh lah."

Tante joy menatap gue dengan tatapan mengejek. "Ekhem, kayanya mama ganggu deh."

Calum tai.

///

"Makasih ya tante makan malam nya. Bila pulang dulu." Gue menyalim tanye joy sambil berpamitan.

"Iya bil, sering-sering main kesini ya. Hati-hati." Gue tersenyum dan mengangguk.

"Nih bil helmnya pakai sama jaketnya juga," Ucap Calum.

"Pakai jaket, angin malam gak bagus," Gue mengangguk dan memakai jaket yang ternyata kebesaran di tubuh gue membuat gue jadi tenggelam di jaket Calum.

Calum ketawa. "Makanya jadi orang jangan pendek, tenggelam sendiri kan lo di jaket." Gue menatap Calum sinis lalu naik keatas motor.

"Dadah tante!" Tante joy melambaikan tangannya kearah gue dan Calum.

Selama diperjalanan pulang, sama kaya tadi, Calum banyak diam. "Cal?" Gak ada jawaban.

"Cal!" Ucap gue sambil menepuk pelan bahunya. "Eh iya bil, kenapa?" Balas nya tersadar dari lamunannya.

"Lo kenapa si, dari tadi ngelamun mulu." Dia menggeleng. "Gapapa kok, gue cuma mikir gitu."

"Hah? Mikir apa?" Tanya gue penasaran.

"Mikirin cita-cita gue." Gue menyerngit.

"Emang cita-cita lo apa?"

"Membangun masa depan sama lo."

absquatulate ; cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang