14. Panggilan

1.4K 137 14
                                    

Shingeki No Kyojin | Hajime Isayama

Happiness | Randa Liana

Genre : Family , romance , shounen-ai

Warning!! Bagi yang homophobic silahkan minggat , saya sudah peringatkan!!

'Panggilan'

Baru saja sebulan Revi masuk ke sekolah dia sudah memiliki banyak penggemar, oh ayolah siapa yang tidak tertarik dengan pemuda satu ini?

Tampan, pintar, pandai berolahraga, dan juga tubuh yang sedikit atletis. Semua bagaikan di monopoli oleh Revi, bahkan dia terkenal hingga ke sekolah tetangga. Envy harus rela menahan-nahan rasa irinya terhadap sang kakak yang sangat sempurna. Bahkan seolah tidak memiliki kelemahan satupun.

Sudah berapa banyak cewek yang nembak dia namun akhirnya ditolak? jangan ditanya, Envy sendiri sampai tidak bisa menghitung lagi sudah berapa banyak kata-kata dingin nan kejam yang diberikan Revi sebagai jawaban.

Namun meskipun begitu, para penggemar Revi tidak pernah berhenti mengejar dan berusaha meluluhkan hatinya. Bahkan mereka menjerit kesenangan saat Revi menatap balik dengan tatapan dingin andalannya.

apakah ini maso?

Bel tanda istirahat telah berbunyi,  waktu yang paling di benci oleh Revi. Kelopak mata tertutup menyembunyikan iris mata emerald yang turun dari sang papa, telinga menangkap jelas suara desakan langkah kaki yang semakin dekat.

Revi segera berdiri dari bangkunya dan segera menutup pintu kelas lalu mengunci pintunya dari dalam, tak lama pintu bergerak sendiri seperti ada yang ingin mendobraknya dari luar. Revi menghela nafas lega dan duduk di bangkunya, mengabaikan tatapan datar dari Erin dan Envy.

Kain penutup kotak makanan dibuka, berisikan lauk pauk yang sungguh biasa. Revi pun mengambil sumpit miliknya dan memsukkan makanan bekalnya ke dalam mulut secara perlahan.

Sementara itu tidak jauh dari mereka bertiga duduk, 5 orang pemuda menatap iri Revi. Revi mengerjapkan matanya dan menoleh ke belakang, namun kembali menoleh ke depan sambil mengedikkan bahunya.

"Revi-nii kenapa?"

"Tidak, hanya ada firasat buruk aja"

"Firasat buruk?"

Revi kembali menoleh ke belakang dan kembali merasakan tatapan yang sangat menusuk dari arah belakang. Revi menghela nafas dan menutup kotak bekalnya lalu menatap Erin serta Envy bergantian.

"kalian berdua, pulang sekolah nanti jangan tunggu aku. Pulanglah duluan"

Kedua bersahabat itu memandang bingung sang pemuda lalu menangguk paham, sementar Revi diam-diam menyembunyikan seringaiannya dan mempersiapkan apa yang akan dia lakukan saat pulang sekolah nanti.

-.-.-.-.-.-.-.-

Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, para murid bersorak senang dan langsung mengemasi tas masing-masing lalu pulang ke rumah tercinta. Iris biru metalik menatap sang kakak kembar pergi menjauhi pintu kelas menuju suatu tempat. Tepukan dibahu membuatnya terkejut, dia menoleh ke belakang dan menemukan satu-satunya sahabat perempuan yang dia kenal menatapnya dengan bingung.

"aku hanya khawatir dengan Revi-nii"

"Jangan khawatir, Revi-kun pasti bisa menjaga dirinya"

Envy menatap ragu Erin dan menghela nafas, dia menganggukkan kepalanya dan segera menggendong tas miliknya. Tanpa menyadari bahwa kelima pemuda yang sama, mengikuti langkah kaki Revi.

Happiness⭑Riren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang