17. The End

1.8K 122 17
                                    

Shingeki No Kyojin | Hajime Isayama

Happiness | Randa Liana

Genre : Family , romance , shounen-ai

Rate : T

Warning!! Bagi yang homophobic silahkan minggat , saya sudah peringatkan!!

***

Keduanya tampak begitu bahagia di altar, cincin sudah terpasang manis, janji telah di ucapkan. Sambutan meriah terdengar dari para kerabat dan sahabat. Mereka berdua tampak begitu serasi dengan setelan jas putih yang membalut tubuh.

Di sisi kanan, barisan paling depan. Revi tampak tersenyum kecil, senang karena kedua orang tuanya telah kembali bersatu. Sementara Envy yang berada di sampingnya, tampak tidak berhenti meneteskan air mata sambil memegangi tisu.

Revi melirik kemudian menghela nafas. "Berhentilah menangis, menjijikkan," ucap Revi dengan nada jijik yang tersirat. Envy menggembungkan pipinya dan memukul pelan lengan Revi.

"Aku kan bahagia."

Revi menghela nafas, memegang kedua pipi Envy dan menghapus jejak air mata Envy. "Harusnya kau tersenyum, bukan menangis," ucap Revi dengan nada datar setelah selesai menghapus bekas air mata Envy.

"Nii-sannnn," ucap Envy dengan ancang-ancang memeluk Revi, namun tangan Revi dengan cepat menghalangi wajah Envy. Pelipisnya berdenyut kesal.

"Jangan memelukku sembarangan!" Revi menghela nafas, heran dengan kelakuan adik kembarnya yang sangat hobi memeluk orang sembarangan tanpa tahu waktu dan tempat.

"Buuuu, Nii-san kau tidak asyik! Membosankan!" Ucap Envy dengan nada mengejek, membuat kemarah Revi semakin memuncak tinggi.

"Kau saja yang tidak tahu malu!" Ujar Revi sambil memukul keras kepala Envy, membuat pemuda bersurai hijau tersebut mengaduh kesakitan. Sepertinya Envy lupa kalau kekuatan Revi hampir setara dengan Rivaille.

Pesta dimulai, seluruh tamu undangan mulai menikmati berbagai macam makanan. Mulai dari makanan khas Prancis hingga Jerman, semuanya terlihat begitu menggiurkan. Bahkan Sasha—salah satu sahabat Eren sejak SMA— tidak tahan untuk melahap semua hidangan yang ada.

Di ujung ruangan, si kembar Ackerman kini tengah duduk. Tatapan bosan terpancarkan dari iris mata mereka masing-masing, dengan jari yang menjepit pegangan gelas berisi cairan oranye. Mereka belum cukup umur untuk mencicipi apa yang namanya alkohol.

Mata mereka berdua teralihkan kepada salah satu kumpulan keluarga, dimana seluruh anggotanya memiliki rambut pirang dan iris mata berwarna biru laut. Erin tidak berhenti tersenyum sambil terus menggendong Ruin, adik lelakinya yang masih berumur 2 tahun. Melihat pemandangan tersebut, mereka iri. Mereka ingin mempunyai adik, yang lucu dan mudah diajak bermain. Maka dengan senang hati si kembar merawat sang adik penuh suka cita.

Mungkin meminta kepada orang tua tidak buruk, mengingat Rivaille adalah orang yang paling hebat jika soal kasur. Bahkan dia mampu membuat Eren tidak bergerak dari tempat tidur selama 1 minggu.

"Nii-chan, apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan?"

"Ya."

Happiness⭑Riren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang