07. Muka Kuda

1.4K 144 10
                                    

Shingeki no kyojin | Hajime Isayama

Happiness | Randa liana

Genre : family , romance , shounen-ai

Warning!! Bagi yang homophobic silahkan minggat , saya sudah peringatkan!!

'Harapan terakhir'

Suara langkah kaki ramai terdengar terburu-buru. Nafas tersengal-sengal , pelipis mengeluarkan keringat , perasaan takut dan khawatir menyelimuti kedua pemuda bersurai coklat dan raven tersebut.

"Revi Envy!! Tunggu!!" Panggil Erin dari kejauhan karena mereka berlari terlalu cepat. Di belakang perempuan bersurai kuning tersebut terdapat kedua orangtuanya dan Mikasa yang terlihat menyusul.

Panggilan diabaikan , kedua pemuda tersebut terus melanjutkan larinya. Tepat setelah mendengar berita kecelakaan dari Eren sendiri , kedua pemuda tersebut sontak meminta Mikasa mengantarkan ke rumah sakit sang papa. Mikasa juga mengabari Armin dan Erwin tentang kondisi Rivaille , dan jadilah mereka ikut menyusul ke rumah sakit.

Sesaat telah sampai ke UGD mereka menemukan Eren baru saja keluar sambil melepas maskernya. Raut kesedihan terlihat sangat jelas di paras manis tersebut.

"Papa!!" Panggil Envy sontak membuat Eren menolehkan kepalanya dan mendapati kedua anaknya yang berlari ke arah mereka.

Eren tidak menjawab panggilan Envy , dia menyandarkan diri pada dinding sambil menunduk dalam. Bahunya terlihat bergetar , suara tangisan kecil keluar dari bibir pink tersebut.

Mereka semua pun berdiri di depan Eren yang tengah menunduk dalam , terlihat di wajahnya terdapat beberapa luka lecet akibat dorongan Rivaille.

"Aku..." tubuh Eren semakin menurun , kakinya sudah tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya.

"Rivaille...aku tidak tau kapan dia akan bangun lagi..." ucapnya membuat semua orang shock , terutama bagi Revi. Mulutnya terbuka sedikit , iris matanya membulat sempurna.

"Dia koma...ini semua gara-gara aku..." ucap Eren yang sudah terduduk di lantai sambil meremat rambutnya kesal , tangisannya tak terus berhenti. Semua orang yang menyaksikannya hanya diam mendengar tangisan penuh penyesalan dan sakit tersebut.

"Eren.." Armin pun berjongkok dan menyerahkan ruin kepada Erwin , dirinya menatap sendu Eren yang masih setia menunduk tersebut.

Eren mengangkat kepalanya , menatap Armin dengan tatapan kosong seperti kehilangan harapan. Tangan Armin terulur lalu memegang kedua pipi Eren , menghapus air mata yang keluar dari iris emerald tersebut.

"Dengar , itu semua bukan kesalahanmu. Bukan kesalahan siapapun. Kami semua yang disini tidak pernah menyalahkanmu , dan kau harus yakin kalau Rivaille-san akan membuka matanya nanti" ucap Armin sambil tersenyum lembut.

Erwin yang berdiri di belakang Armin serasa melihat seorang malaikat bersurai pirang penuh kelembutan dan kebaikan hati.

Eren pun berdiri dan menatap semuanya dengan sendu , sisa air mata masih menempel di pipinya.

"Kau benar Armin" Armin ikut berdiri dan menepuk bahunya pelan seolah mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

"Rivaille sudah di pindahkan ke ruang rawat , kalian ke sana dulu. Aku akan menyusul" ucap Eren sambil melangkah pergi dengan lesu , Envy yang melihat papanya pergi hanya bisa merapalkan doa dalam hatinya.

Happiness⭑Riren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang