Empat

66 23 10
                                    

Bella POV

Sekarang aku udah ada dirumah, dikamar kesayanganku dulu.

Aku merebahkan diri di tempat tidur dan mencoba memejamkan mata.

Aku berfikir apakah selama aku di New York Dave sama sepertiku? Menjaga segala perasaannya untukku? Atau malah sebaliknya?

Aku harus membuktikan perkataan sekaligus janji yang dulu pernah Dave ucapkan.

Flashback

Waktur ujian terakhir bagi kelas 3 di SMA Pelita tiba. Bel berdering nyaring membuat semua para siswa antusias dan begitu bahagia untuk pulang.

Aku pun mengemasi semua barang- barang ku. Terlihat didepan kelasku sudah ada Dave. Kesasihku yang sedang menungguku.

"Dave" aku menghampiri Dave dengan wajah yang sangat ceria.

"Hmm?" Dave hanya membalasnya dengan deheman dan tubuh yang bersandar pada tembok disertai kaki dan tangannya yang disilangkan menambah ketampanan Dave.

"Ayo pulang" ajakku karena malu jika harus terus-terusan diperhatikan seperti ini.

"Hmm" Dave masih dengan posisinya tadi, Dave terus saja menatapku dengan wajah teduhnya.

Aku pun tak mau kalah, aku membalas tatapan Dave. Sekarang kita sedang beradu tatap.

Setelah beberapa menit aku kalah karena merasa risih dengan tatapan-tatapan sinis dan sindiran-sindiran pedas dari para penggemar Dave.

"Dave...ayolah, aku memang cantik. Berenti natap aku atau aku pulang sendiri!" Tegasku sambil membalikan badan jadi membelakangi Dave.

"Ya udah sana pulang sendiri" ucap Dave dengan nada sedikit dimanjakan.

"Ya udah nanti aku laporin ke kak Darren!" Ancamku sambil mengerucutkan bibir.

Darren memang pria pemberani tapi keberaniannya itu akan kalah dengan tatapan sini kak Darren. Kakak kandungku.

Dave terkekeh mendengar ancamanku dan membalikan badanku.

"Ya udah iya deh iya, mukanya gak usah dicantik-cantikin gitu dong mukanya" Dave mencubit hidungku lembut dengan dua jarinya.

"Ya udah ayooo!" Rengekku sambil meninggalkan Dave karena pipiku sudah berubah warna menjadi seperti udang rebus.

Dave hanya tertawa kecil melihat tingkah lakuku yang menggemaskan ini.

Dave pun akhirnya mengikutiku.

Setelah sampai di depan mobil aku berhenti menunggu Dave membukakan pintu untukku.

"Mau dibukain mulu nih" tawa Dave karena Dave sudah tau maksudku berhenti didepan mobil.

Aku mau tanpa merespon godaan Dave.

"Dave" panggilku ketika Dave baru saja memasuki mobil dan menggunakan sabuk pengaman.

"Apa hmm?" Jawan Dave yang masih terfokuskan dengan sabuk pengamannya.

"Aku mau ketaman dulu boleh?" Pintaku pada Dave yang sudah selesai dengan acara memasang sabuk pengamannya.

Dave hanya tersenyum simpul lalu mengacak-ngacak rambutku.

"Apa sih yang nggak buat kamu"

"Yee makasih Dave" aku memeluk Dave tanda ucapan terimakasih.

Dave melajukan mobilnya menuju taman yang sering kita kunjungi. Lokasinya memang tidak begitu jauh dari sekolah. Tapi suasana di taman itu begitu asri dan sepi jadi aku menyukainya.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang