Dua

91 26 15
                                    

Mentari datang menyambut hari yang cerah ini.

Bunda Jasmin masuk ke kamar Jasmin. Terlihan Jasmin yang masih terlelap dalam tidurnya dengan deru napas yang teratur.

Bunda Jasmin hanya tersenyum melihat anaknya yang begitu imut ini.

Bunda Jasmin membukakan jendela agar cahaya dan udara bisa masuk.
Jasmin yang merasa terusih kemudian memcoba membiasakan cahaya masuk kedalam matanya dan duduk di tepian ranjang.

"Kamu abis nangis ya?" Tanya bunda Jasmin yang heran karena mata Jasmin terlihat sembab.

Jasmin yang tadinya masih setengah sadar tiba-tiba terperanjat mendengar pertanyaan bundanya.

Segera Jasmin mengambil handpone nya yang tersimpan di nakas samping tempat tidur.

Ah...sialan.  Umpat Jasmin dalam hati karena matanya masih sedikit sembab, mungkin karena semalam menangis terlalu lama. Ini semua gara-gara cowok playboy itu huhhh.

"Hmm...ya sudah mandi dulu gih, buda udah siapin sarapan dibawah. Kamu pasti laper kan?" Perkataan bunda yang tidak meleset sedikit pun.

"Ehehe bunda tau aja Jasmin laper" balas disertai cengiran.

"Ya udah bunda kebawah aja dulu, nanti Jasmin nyusul. Bye bye bundaaa" lanjut Jasmin sambil mengecup pipi bunda.

"Ishh...bauuuu" canda bunda sambil mengusap-ngusap bekas kecupan anaknya.

-000-

Di meja makan sudah ada ayah dan bunda yang sedang bermesraan nampaknya.

Jasmin sudah selesai mandi dan kini Jasmin sedang menuruni tangga dengan langkah lenggang karena sekarang perutnya sudah keroncongan benar-benar minta untuk secepatnya diisi.

"Ekhem..." Jasmin berdehem ketika melihat orang tuanya yang sedang bermesraan. Maklum lah ya.

Sontak orang tua Jasmin mengakhiri kegiatan pacaran mereka.

"Ehh Jasmin ganggu ya?" Tanya Jasmin merasa bersalah.

"Ehh anak ayah, sini nak kita sarapan" ucap ayah sambil menepuk-nepuk kursi kosong disebelahnya.

Lebih terdengar ayahnya mengalihakan pembicaraan karena malu sihh. Ya iyalah malu, orang tua mana coba yang gak malu kecyduk sama anaknya sendiri.

Jasmin duduk di kursi samping ayahnya.

Sekarang Jasmin sudah lebih baik dari semalam bahkan bisa dikatakan sangat baik.

Sarapan berjalan seperti biasanya. Hanya dentingan sendok yang terdengar. Karena keluarga Jasmin memang menjungjung tinggi kedisiplinan dan peraturan.

Setelah selesai sarapan ayah Jasmin mulai bersuara.

"Gimana kuliah kamu nak? Baik-baik aja kan?" Tanya ayah pada anak nya sambil mengelap mulutnya dengan sapu tangan.

"Selalu baik yah, hehe" timpal Jasmin.

Selang beberapa menit setelah membiarkan sarapan mereka turun ke perut.

"Bun Jasmin sama ayah pamit ya" Jasmin mencium tangan bunda dan kemudiam bunda mencium kening Jasmin dengan berkata.

"Iya hati-hati ya, yang bener kuliahnya" kata-kata bunda yang selalu teringat di kepala Jasmin. Jasmin harus bener kuliah biar bisa bahagiain bunda.
.

Setelah sampai di gerbang kampus Jasmin turun dan melambaikan tangan pada ayahnya yang berlanjut ke kantor.

Hari ini Jasmin nampak sangat ceria. Jasmin berjalan di koridor kampus dengan anggun. Kini Jasmin berjalan menuju ke kantin. Karena kelas Jasmin masih dimulai satu jam lagi.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang