Duabelas

31 8 16
                                    

Malam ini Mike harus menginap lagi di apartemen Jihan dikarenakan Jihan mau nge-date sama Zoey dan parahnya si Jihan gak bisa dandan coy. HELLOW.....Jihan cewek apa bukan si?

"Aduhh Mike gue udah boleh buka mata belom?" Tanya Jihan yang sedari tadi sudah bosan menutup mata.

"Emang kenapa? Gelap-gelapan kan enak" jawab Mike yang sedang memilihkan sepatu untuk Jihan.

"Eh nanti gue ke maleman kalo kelamaan dandan." Celoteh Jihan lagi.

"Ya udah buka aja" jawab Mike.

Jihan membuka matanya pelan-pelan, ia merasa tidak nyaman karena matanya terasa berat dan juga pipi nya yang terasa sangat kencang.

"Lu apain muka gue babi, kok gak enak"umpat Jihan protes.

"Alah makanya jadi cewek tuh dandan dong tapir" jawab Mike tak mau kalah. Jihan hanya mendemgus kesal dan meraba-raba pipinya yang terasa sangat kaku.

Mike menghampiri Jihan dengan membawa sesuatu dari tas belanjaannya tadi. Iya...tadi siang Mike belanja untuk semuanya yang akan dipakai Jihan malam ini, parahnya dia gak naggung-nanggung kalo belanja.

"Mau ngapaain lagi lo?" Tanya Jihan ketika Mike sudah berada di depannya.

"Ni gue hampir lupa satu lagi" jawab Mike mengeluarkan benda itu dari wadahnya.

"Melek lo yang gede" tambah Mike.

Mike memasangkan soflens pada kedua mata Jihan membuat Jihan mengerjap-ngerjap gak nyaman.

"Apaan ini? Kok ada yang ganjel sih mata gue" protes Jihan.

"Sana lo ngaca" Mike menarik Jihan supaya bercermin di cermin besar lemarinya.

Jihan tertegun ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Jihan sungguh sangat elegan dengan gaun warna merah darah tanpa lengan dihiasi renda yang melekat di bagian dadanya sehingga sangat pas pada tubuh Jihan yang proposional itu, serta goresan make up buatan Mike yang membuat seakan-akan Jihan adalah seorang dewi yang diutus untuk memberi rahmat pada hambanya. Apalagi ditambah dengan keterampilan Mike dalam menata rambut Jihan yang dibuatnya dua kepangan dari setiap sisi lalu disatukan dalam satu ikatan dengan rambut lainnya yang dibiarkan terurai. Sungguh mempesona.

"Gak usah kaget deh gimana karya gue hm hm?"tanya Mike melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"Ini beneran gue?" Tanya Jihan lagi dengan tatapan kaget tak percaya.

"Ya iyalah itu elo siapa lagi? Kembaran lo?" Sewot Mike.

"Cantik banget gilaaa" ucap Jihan kagum dengan dirinya sendiri. Tangannya mulai terangkat mengelus pipi mulusnya yang agak berwarna akibat blush on yang dipakainya.

"Idih kepedean. Eh btw iya sih lu cantik kan gue yang dandanin" sombong Mike.

"Huh emang gue tuh cantik dari lahir kali" ujar Jihan.

Tring...tring...tring...

Jihan segera mengangkat telepon dari Zoey.

"I-iya Zoey?" Sapa Jihan gugup.

"Aku udah nyuruh supir aku jemput kamu katanya dia udah didepan." Jawab Zoey diseberang sana.

"Ouh oke" jawab Jihan lalu mematikan sambungan telepon secara satu pihak.

"Huh...hah...huh...hah..." napas Jihan terengah-engah kayak orang yang abis marathon gitu.

"Lu napa?mau mati lu?" Ucap Mike.

"Setan lu do'a in gue mati" Jihan menonyor kepala Mike.

"Eh buset sana lah lu pergi" usir Mike.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang