Enam

56 22 5
                                    

"Emang pacar kam-" ucapan Jasmin terhenti saat matanya melihat suatu objek pemandangan dua orang sedang bermesraan di kantin. Matanya memanas serasa terbakar dan tangannya langsung reflek mengepal.

Cihh brengsek!

Umpat Jasmin dalam hati. Jasmin memutar balikan tubuhnya dan berjalan berlawanan arah dari kantin. Bella yang bingung kenapa Jasmin?ada apa dengan Jasmin?

"Gak usah ke kantin!" Perintah Jasmin dengan nada dingin.
"Hei Jasmin, tunggu aku" Bella hanya celingak-celinguk tak mengerti dengan apa yang barusan terjadi.

Gue yang polos apa dia yang aneh sih?

Bella membatin sebelum akhirmya memutuskan untuk berlari mengejar Jasmin.

"Heya Jasmin tunggulah, aku cape" teriak Bella pada Jasmin dengan badan yang dibungkukan dan tangan yang ditempelkan di lutut untuk menopang berat tubuhnya.

"Huh mengapa aku berteman dengan manusia seaneh dia?" Gumam Bella sendirian dengan napas yang mulai teratur, matanya melihat punggung Jasmin yang kini sudah jauh di depannya.

Setelah berlari dan harus rela melunturkan make up nya karena berkeringat akhirnya Jasmin berhenti berjalan. Kini mereka berada di taman belakang kampus yang suasananya selalu sepi membuat kesan tenang pada diri Jasmin, tidak pada Bella. Bella bergidik ngeri ketika Jasmin menduduki salah satu kursi taman yang berada dibawah pohon yang besar dan rindang. Bella heran mengapa di kampus yang sudah sangat modern ini masih saja ada pohon seperti itu? Apa mungkin itu yang biasanya disebut jimat supaya banyak yang betah kuliah disini? Bella membuang jauh-jauh pikiran buruk dan mengumpulkan keberaniannya.

Bella menghampiri Jasmin dan berdiri di belakangnya sambil mengeluh.

"Jasmin kamu itu kenapa sih? Aku dari tadi manggil-manggil sampe lari-lari keluar keringet banyak gini. Kamu gak kasian apa? Nanti tuh aku gak cantik lagi gimana? Terus orang-orang pada ilfeel? Terus gimana kalo pacar aku liat? Oh my god gak banget kan? Gak-gak boleh,itu gak boleh terjadi." Bella terus mengoceh sampai-sampai mulutnya berbusa.

Tapi Bella menghentikan acara mengeluhnya karena dari tadi temannya yang diajak ngobrol terus saja menunduk, tidak memberikan jawaban apapun membuat Bella kesal.

Bella menepuk dan menempatkan tangannya di pundak Jasmin.
Lalu, Bella terkejut dan ketakutan ketika Jasmin menengokan kepalanya perlahan dengan tatapan mata yang tajam membuat Bella terjolak dan reflek membulatkan matanya.

"Hey Jasmin ada apa? Apa kau gila? Tadi kau ceria sekarang seperti ini." Bella berusaha untuk setenang mungkin menghadapi Jasmin. Namun Jasmin tak kunjung melepaskan tatapannya dari Bella.

"Jasmin? Apa kau sehat? Kamu punya masalah batin?" Lanjut Bella dengan nada sedikit merendah.

Tapi mendengar perkataan Bella Jasmin malah mengepalkan tangannya dan matanya berubah menjadi merah seperti menyimpan seribu dendam dan ingin mengeluarkannya sekarang juga.
Bella panik melihat Jasmin yang seperti itu, Bella berfikir jika Jasmin kesurupan karena kemasukan jin penunggu pohon besar ini.

Panik. Tak tau harus bagaimana. Oh ya ampun gue takut.

Itulah yang ada di dalam pikiran Bella saat ini. Akhirnya ia mempunyai ide dan mengangkat tangannya untuk berdo'a pada Tuhan agar menyelamatkannya dari amukan penunggu pohon besar yang masuk kedalam raga Jasmin.

Bella melontarkan kalimat-kalimat do'a dan pujian dalam hati sambil memejamkan mata dan mengangkat tangannya.

'Oh ya ampun apa aku sudah berada di alam lain?'

Bella bertanya dalam hatinya ketika merasakan ada hawa panas yang menghampiri dirinya.

"Tenang saja, aku tidak apa-apa" akhirnya Jasmin membuka suara meskipun itu hanya beberapa kata dan diucapkan dengan nada dingin.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang