Lima

56 25 9
                                    

Bella's mansion, Boston, USA 07:37

Mentari naik memancarkan sinar kuningnya memasuki celah-celah gorden jendela membuat Bella mengubah posisi tidurnya.

Kring.....kring.....kring.....

"Engh" Bella mengerang ketika dia akan melanjutkan tidur nya kembali namun suara alarm jam beker membangunkannya.

Bella melihat ke arah jam dengan malas. Rasanya hari ini Bella ingin menghabiskan waktunya untuk tidur dan bersolek dikamarnya saja. Namun, Bella melupakan keinginannya ketika mengingat jiga hari ini adalah hari pertama dimana Bella akan menjadi seorang mahasiswa komunikasi baru di universitas yang sama dengan Dave.

Bella tersenyum sendiri membayangkan kejadian masa SMA nya yang akan terjadi lagi di masa sekarang. Itu artinya hari ini Bella harus tampil cantik maksimal di depan Dave.

Bella langsung bergegas menuju kamar mandi.
.
Setelah beberapa menit Bella keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah disiapkan kemarin dan handuk yang bertengger di kepalanya.

Bella mengayunkan kakinya menuju meja rias.

Tring.....tring.....tring.....

Baru saja Bella akan mendudukan dirinya di kursi rias tiba-tiba ponselnya berdering membuat Bella berharap yang menghubunginya itu adalah Dave. Buru-buru Bella mencari ponselnya. Ternyata terpampang jelas panggilan atas nama My brother Darren bukan Dave. Huhh kakaknya yang satu ini memang senang membuat adiknya kesal.
Bella mengangkat panggilan itu dengan malas.

"Hallo" sapa kak Darren.

"Iya hallo kak"

"Kamu kenapa kok kayak gak seneng kakak telpon?" Sepertinya kak Darren bingung dengan nada bicara Bella karena terdengar seperti orang malas.

"Bukannya gak seneng tapi males aja,aku tuh tadinya ngira yang nelpon tuh Dave" jawab Bella kesal.

"Yakin nih males telponan sama kakak sendiri?" Suara di seberang sana terdengan seperti mengejek.

"Ih kok kak Darren gitu sih sama adik sendiri" Bella mengerucutkan bibirnya.

"Iya dehh kakak ngalah, maaf yaaa" Darren terkekeh diseberang sana.

"Kakak cuma mau bilang sesuatu. Kata papa kakak harus tinggal di Indonesia sama kamu."

"Hah? Seriously?" Mata Bella berbinar-binar mendengar kabar yang baru saja kakaknya ucapkan.

"Iya adik manja" jawaban Darren membuat Bella sangat bahagia.

"Yesss...yes...yes..." Bella berjingkarak-jingkrak seperti anak kecil yang baru saja dibelikan lolipop.

"Emang kap-"

Tut.....tut.....tut.....

Baru saja Bella ingin menanyakan kapan keberangkatannya itu, tapi sambungan teleponnya sudah terputus. Bella mengerti kak Darren kan seorang CEO di salah satu cabang perusahaan milik ayah jadi ya pantas saja jika dia sibuk.
Bella melanjutkan acara berhias dirinya dengan cukup telaten. Bagi Bella penampilan dihadapan Dave itu adalah nomor satu.

Setelah selesai dengan acara berdandannya Bella menuruni anak tangga. Ketika kakinya mendarat di anak tangga ke lima Bella melihat seorang perempuan paruh baya yang kini sedang menyiapkan makanan.

"Pagi bi..." sapa Bella hangat pada bi Asri salah seorang pelayan yang bekerja di mansion milik ayahnya ini.

"Eh non, pagi..." bi Asri menjawab dengan hormat. Bukan maksudnya hormat bendera tapi hormat pada seorang majikannya.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang