0 - Bukan Sebuah Awal

1.6K 111 28
                                    




















"Sebab katanya, tidak semua hal perlu diungkapkan karena tidak semua hal perlu pengungkapan."






















***

Asher : Ruang Tunggu.

9 tahun lalu di sebuah hari yang nggak terlalu cerah.

Gue menginjakkan kaki di tempat ini, tempat yang akhirnya hanya akan menjadi angan untuk gue simpan sebagai penyesalan.

Dari kecil cita-cita gue pengen jadi pilot. Disaat anak-anak seumuran yang dengan mudahnya mengganti cita-cita setiap waktu, tiap kali ditanya kalau udah gede mau jadi apa gue selalu konsisten dan menjawab dengan yakin,

"Mau jadi pilot."

Saat itu karena orangtua gue selalu tersenyum lantas mengusap kepala gue lembut, gue pikir mereka akan mengerti bahwa yang gue ucapkan bukan hanya sekedar cita-cita tapi karena gue memang benar-benar ingin melakukannya.

Jadi pilot.

Nerbangin pesawat.

Dimata gue profesi itu istimewa. Bukan, bukan berarti profesi lain biasa aja karena sadar atau enggak tiap apa yang kita kerjakan, profesi apapun itu pasti memiliki maknanya masing-masing. Cuma karena mungkin dari kecil tontonan gue selalu yang berbau pesawat-pesawat-an entah itu kartun atau film ditambah Papa gue sendiri adalah pilot dan Kika (Kakek) kebetulan punya perusahaan penerbangan, jadi begitu aja gue menyukainya dan seiring berjalannya waktu gue ingin jadi seperti Papa.

Bahkan sejak SD gue selalu belajar keras supaya nilai gue bagus dan bisa keterima di sekolah penerbangan.

Tapi sayangnya seperti yang gue bilang tadi, semuanya hanya angan-angan.

9 tahun kemudian di sebuah hari yang lagi-lagi nggak terlalu cerah.

Gue kembali lagi ke tempat ini.

Bukan untuk berpamitan pada cita-cita yang terpaksa jadi angan-angan kayak dulu tapi untuk berusaha menjadikan angan-angan baru menjadi kenyataan.

Sebuah angan-angan yang gue harap bisa menjawab keraguannya.

Sebuah angan-angan yang gue harap bisa menghapus sebuah tanya di hatinya.

Sebuah angan-angan yang akhirnya membuat gue berani untuk berjuang.

Berjuang,

Bukan untuk orang lain.

Bukan atas pesan terakhir seseorang.

Melainkan untuk gue sendiri.

Yang benar-benar ingin melakukannya.

Demi dia.

Satu-satunya nama yang masih ada tersimpan sampai kini.

Namun gue malah menyakitinya.

"Captain Dumanauw baru saja landing. Bapak boleh tunggu di ruangan sebelah sini,"

SEBUAH TANYA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang