[ Lima | Kembali ]

297 76 104
                                    

Masa lalu ada, tidak untuk diperdebatkan.
Tapi ia ada, untuk memberi kenangan dan pelajaran.

Di luar jendela terdapat titik-titik embun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di luar jendela terdapat titik-titik embun. Menandakan hujan sempat hadir, walau sebentar.

Entah kebetulan atau tidak.
Dua insan ini dipisahkan oleh hujan, dan dipertemukan kembali oleh hujan.

"This, has been.. Over ten years, right?"

Hening.

Elvanno tersenyum tipis.

Sebuah senyuman,
yang mengalahkan madunya lebah.

Sangat manis.

"Apa kabar?" Kara kembali bersuara.

Elvanno memberanikan diri menatap manik mata hijau milik Kara.

"Everything is alright..."

Elvanno menggantungkan perkataannya.

"Until you leave."

Baik Kara, maupun Elvanno kembali hening.

Seperti ada tembok penghalang di antara mereka. Tembok yang menjadi pembatas mereka saat ini.

Dret. Dret. Dret.

Getaran yang berasal dari ponsel Elvanno memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

Mama is calling..

Elvanno mendecak.

Ini bukan waktu yang tepat.

"Iya, Ma?"

"Kenapa lama?
Perasaan tokonya,
Cuman jarak 2 rumah."

"Iya, Ma.
Bentar lagi kok pulang."

"Buruan!"

Setelah itu, telfon dimatikan sepihak oleh mama Elvanno.

Elvanno tersenyum kecut.

Rasanya baru sebentar melepas rindu dengan perempuan yang ia sukai setelah 10 tahun lamanya.

Dan sekarang ia harus segera pulang.

"Mama?" tanya Kara.

"Hm." jawab Elvanno sambil menghabiskan sisa minumannya.

Kafe yang berukuran medium itu sedang ramai dengan pengunjung.

Perjalanan Hidup [ONHOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang