The new beginning.
Suara spon berbentuk petak kuning itu mengisi keheningan di dalam rumah Kara. Acara televisi yang sangat digemarinnya.
Kara yang tengah berbaring di atas sofa terus menatap layar televisi. Sesekali ia tertawa karena tingkah bodoh yang dilakukan bintang laut berwarna merah muda.
Dret. Dret.
Suara benda petak yang berada di sampingnya menghentikan pandangan Kara dari televisi.
Ia membuka notif yang masuk ke dalam ponselnya.
Erlan : Hari ini jadi kan? Jam 4 sore, gue sama Beryl tunggu di sekolah.
Kara menggeser layar ponselnya ke atas untuk membuka notif yang masuk. Ia menekan beberapa huruf di keyboard handphonenya.
Kara : Iya jadi. Oke.
Kara melempar ponselnya ke sembarang arah. Ia berlari menaiki anak tangga menuju lantai dua. Ia segera bersiap-siap memenuhi janjinya bersama Erlan dan Beryl.
"Nggak lama kok, Tan. Palingan sebelum jam sembilan malam, El udah pulang."
Beryl memegang ponselnya dan berbicara dengan mamanya Elvanno. Sulit sekali untuk mengajak Elvanno jalan-jalan, mengingat bahwa mamanya orang yang sangat protektif.
Beryl duduk di sebelah Erlan dengan memutar bola matanya malas. "Boleh."
"Yes!" teriak Erlan kegirangan.
Jam di tangannya menunjukkan pukul dua siang. Erlan dan Beryl mengecek barang-barang dan keperluan lainnya yang akan dibawa ke puncak nanti.
Tujuan mereka di hari sabtu ini adalah puncak. Mereka berempat akan pergi menggunakan mobil Beryl.
"Lan, lo udah bawa semuanya kan? Nggak ada yang tinggal?" tanya Beryl memastikan.
Erlan yang tengah sibuk dengan kameranya mengacungkan jempolnya. "Beres!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup [ONHOLD]
Novela JuvenilPerfect cover by : @kdniapuspita | INDONESIAN STORY | WATTYS 2019 | Hidup itu, Tentang perjalanan. Bukan hanya harapan. Kau tidak bisa hanya berharap untuk hidup. Tapi kau harus berjalan. Agar tahu, apakah kau hidup atau tidak. _________________...