3. Their World

294 28 1
                                    


Sesuai janjinya Leo sore ini menjemput April dipelataran Rumah Sakit, namun kali ini tampilan Leo lebih mirip seorang pacar yang menjemput sang kekasih pulang kerja.

"tumben pulang jam segini Mpil?" April tidak menjawab dan langsung naik ke motor pemuda itu.

"kenapa sih?" tanya nya namun masih sama, April tetap diam dan memilih untuk tidak berbicara padanya.

Leo menghela napasnya sambil menatap sabahatnya lewat spion. "masih marah soal tadi siang? Kan gue cuman makan sama Meta doang."

"Yo, kayaknya gue suka deh sama temen yang makan siang ama gue tadi." Ucapan April membuat Leo terdiam tanpa alasan.

"eak, asik nih. Cerita kek siapa tuh."

"ntar aja, pas sampe rumah gue ceritain." Tukas April.

Leo tersenyum simpul. "emang siapa yang mau ngajak kamu pulang, kan aku udah janji mau ngajakin jajan, jadi mau kemana nih?"

Gadis itu diam sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Leo. "hmm pengen Jacks&Co. pengen gelatonya."

"oke tuan putri!"

Mereka pergi kesebuah pusat perbelanjaan yang cukup sepi di daerah Dieng dan kini tengah mengantri di kedai yang disebutkan oleh April barusan.

"so, siapa tuh cowok tadi?"

April menelan gelato pesanannya sebelum menjawab pertanyaan Leo. "namanya Jevan, dia itu dokter forensik di kantor gue, dia itu temennya mas Byan. Gak tau kenapa aku kalo di deket dia tuh nyaman gimana gitu, belom lagi gue suka gemes sama kelakuan malu-malu dia pokoknya lucu tau dia." Cerita April dengan semangat 45.

"hmm terus terus?"

"jadi tadi siang itu untuk pertama kalinya gue pergi sama dia, gila ya Yo jantung gue kayak mau copot dari tempatnya saking deg degannya."

Leo tersenyum sambil mengacak rambut April. "demen banget dah gue kalo lu begini biar gak ngeliat oppa-oppa Korea mulu haha." April langsung menjitak kepala Leo sampai pemuda itu merasa kesakitan.

'tapi kok gue takut kehilangan April ya?'

++

Pagi ini Leo tidak ikut serta sarapan di rumah April, hari ini ia mendapat tugas untuk menjemput sang kekasih yang katanya motornya sedang berada di bengkel sejak kemarin sore.

"mba Mpil berangkat sama siapa? Mau adek anter aja gak?" tawar Dion.

April menatap sang adik. "gak usah dek, mba naik Gijek aja." Tolak April.

"gak apa kali mba, adek juga udah mau berangkat kok."

"Mpil biar sama mas aja." Suara berat Brian yang kini keluar dari kamarnya lengkap dengan seragam kebanggaannya.

"eh?"

"mas sekalian mau ketemu dokter Jevan. Mau ngambil ReV kasus kemaren." Ujar Brian lalu meneguk kopi paginya sambil melayangkan tatapan jahil kearah sang adik perempuan.

"kenapa sih mas?"

"kamaren makan siang sama dokter Jevan ya?" selidik Brian.

"wah! Mba Mpil udah move on dari cowo-cowo Korea nih?! Baguslah!" kali ini Dion yang berseru.

"Dion jangan teriak gitu nak." Tegur bunda dan pemuda tampan itu hanya tersenyum kikuk.

"iya mas, kemaren mau ngajakin Yeyo tapi dia lagi pacaran, mas yakin mau ke rumah sakit buat nemuin dokter Jevan? Bukan dokter Fira?" kali ini Brian yang diam sambil berusaha mengalihan pandangannya dari mata sang adik.

[ COMPLETE ] ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang