10. Hide and Seek

165 16 0
                                    

Sudah menjadi kebiasaan Agatha Leonardo setelah mabuk pasti ia akan sakit demam. Dan benar saja sekarang pemuda itu masih terbaring di ranjang kamar tamu rumah April.

"Yo, maem dulu yuk." April menyuapkan sesendok bubur untuk pemuda itu, namun pemuda tampan itu menggeleng pelan, bahkan menurut maminya Leo tidak mau makan sejak pagi tadi.

"gak mau Mpil, aku gak laper."

"Yo, please makan sesuap aja ya?" tawar April tapi sama saja, Leo tetap memberikan jawaban yang sama bahkan ia tidak menatap ke arah gadis itu sekarang.

"pilih makan atau pilih aku nyamperin Meta sekarang?!" ancam gadis itu, dan tak lama akhirnya Leo mau memakan makanannya sampai habis.

"Mpil?"

"eum? Kenapa?"

"ntar bobo sama aku ya disini, aku takut sendirian." Ujar Leo sambil nemepuk sebelah kasurnya. Ia sudah kembali ke rumahnya setelah membuat gempar kedua orang tuanya ketika ia pulang dalam keadaan demam setelah mabuk dan menginap di rumah April.

"iya, aku bilang ke Dion dulu."

Dan kini gadis itu tengah berbaring disamping Leo, sudah bukan hal yang baru untuk mereka tidur diranjang yang sama, bahkan ketika kuliah dan ada kegiatan makrab atau diklat pasti mereka berdua akan tidur bersama di tenda atau kamar yang sama.

"Mpil." Leo tanpa permisi memeluk April yang kini tengah tidur menghadapnya.

"kenapa Yo?" tanya April sambil merapikan rambut Leo yang mulai panjang.

"jangan tinggalin aku ya."

April balas memeluk Leo yang kini matanya hampir tertutup. "iya Yo, tenang aja ya. Selamat tidur Yeyo nya Mpil."

Leo terbangun ketika mendengar dengkuran halus dari April yang kini tengah memeluk tangannya, kebiasaan gadis itu ketika mereka tidur bersama.

"Mpil, kamu kok deket sama dokter itu? Aku gak suka, tapi yang bikin heran kenapa aku gak suka kamu deket sama dia Mpil?" Leo menatap kearah gadis yang sedang terlelap itu.

"jangan bilang aku cinta sama kamu Mpil."

Leo membuang napas frustasi sebelum bangkit dan mengecup puncak kepala April lalu kembali tidur.

--

April bangun karena sebuah bantal seperti mengenai kepalanya, dan benar saja itu ulah Agatha Leonardo yang memukulnya dengan bantal kecil yang sering ada di ranjang pemuda itu.

"ayo banunn!! Ayok main!" ajak pemuda itu bak anak usia 5 tahun.

"Mpil ayo bangun! Ntar Yeyo gigit nih." April langsung bangun setelah mendengar ancaman Leo yang kini sudah segar kembali.

"sekarang Mpil ke kamar mandi dulu, cuci muka, terus sikat gigi, terus nanti kesini lagi kita rapiin kasur sama-sama." Ujar Leo dan benar saja setelahnya mereka sama-sama melakukan hal yang sering mereka lakukan ketika kecil.

April kini menatap pantulan dirinya di cermin, sore ini ia dan Jevan berjanji untuk menonton bersama. Leo yang entah tanpa diundang bertamu ke kamar gadis itu sambil mengacaukan konsenterasi gadis itu setiap ia akan menyapukan make up ke wajah cantiknya.

"Mpil, lipstiknya jangan itu napa sih? Kek tante-tante tauk!" protes Leo, padahal tidak ada yang salah dengan lipstik April.

"apaan sih Yo! Gak kok, ya gak Yon?" Dion yang ada dipihak Leo menggeleng keras.

"no no, lebay tenan mba, udah gak usah lipstikan wes babah o, lek mas iku ancen seneng 'mbe mba pasti rapapa."

April mendengus lalu meninggalkan dua pemuda itu dikamarnya dan menunggu Jevan di ruang keluarga.

[ COMPLETE ] ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang