Pagi ini April berangkat ke kantor dengan perasaan yang bercampur aduk, senang karena ternyata sang kakak sudah berhasil mendapatkan restu untuk menikahi dokter Fira, sedih karena Leo yang mendadak diam pagi ini, dan bahagia karena hari ini Jevan menyambutnya di ruang kerja dengan sebuket bunga.
"selamat pagi matahariku, ini ada bunga buat kamu. Maaf kemaren aku pamit duluan." Jevan memberikan buket itu pada gadis pujaannya.
"makasih banyak mas, duh jadi ngerepotin nih."
"ngerepotin apa sih, gak apa asalkan kamu seneng aja aku udah seneng kok. Ya udah aku ke ruangan ku dulu ya, semangat hari ini ya."
Sepamit Jevan, April langsung menelpon Damar.
"Dam, ketemuan yuk ntar pas makan siang ada yang mau ku tanya."
Leo hari ini tidak bersemangat mengajar, ia hanya meminta mahasiswanya untuk mengambil absensi lalu pulang setelah kejadian kemarin, belum lagi mahasiswa suruhannya yang membawa berita buruk baginya.
"bang Leo, ternyata cewek yang kita intai kemaren itu tinggal berdua sama cowok itu bang, dan mereka gak ada hubungan apa-apa." Kalimat itu masih terngiang ditelinga Leo, dan sepertinya Leo harus bicara empat mata dengan Meta.
--
"Dam!" panggil April saat mendapati sosok pemuda itu masuk ke restoran tempat mereka berjanji untuk bertemu. Pemuda itu tersenyum lebar lalu meletakkan tasnya dan juga kunci yang ia bawa tadi.
"tumben nih ngajakin ketemuan kenapa?"
"Dam, kamu gak nyembunyiin sesuatu kan soal Abyan sama Meta?"
Damar terdiam sambil menatap mata April. "maksud kamu Pril?"
"jangan bilang kamu gak tau soal hubungan Abyan sama Meta, pacarnya Leo. Aku tau kamu deket sama Abyan, Dam." Damar membuang napas berat karena memang sepertinya gadis cerdas ini tidak bisa dibohongi.
"iya Pril. Aku tau soal Abyan dan Meta."
Obrolan mereka terpotong karena seorang pelayan mengatarkan pesanan April dan mencatat pesanan Damar.
"lanjut lagi."
"jadi Abyan sama Meta itu pacaran dan tinggal serumah semenjak lulus kuliah. Sebelum ketemu Leo, pacar Meta cuman Abyan, tapi karena waktu itu Abyan S2 ke Aussie jadilah Meta tinggal dirumah Abyan sendiri dan kenal sama Leo. Begitu balik ke Indo, entah aku gak tau apa yang terjadi tapi yang aku tau sekarang Meta lagi hamil anaknya Abyan." Rasanya bak disambar petir di siang bolong, jantung April berdetak kencang sekali.
"Dam, aku minta tolong jangan sampe Leo tau soal ini." Ujar April. Damar mengehela napas berat sebelum mengangguk. "tapi Pril aku gak yakin Leo gak akan tau masalah ini, kamu kayak gak tau Leo aja, dia pasti bakalan cari tau kalo ada yang aneh sama Meta." Kalau saja Damar tahu sebenarnya pemuda itu sudah melakukan hal yang ia lakukan jika ia penasaran akan sesuatu.
"dia udah tau Dam, tapi dia masih belom tau soal mereka pacaran dan kondisi Meta sekarang, yang dia tau Meta sama Aby tinggal sama-sama." Damar sudah menduga ini kalau gadis cantik itu akan berkata demikian.
"yah semoga dia gak tau kelanjutannya kayak apa Pril, aku kasian sama Leo."
"sama Dam, aku juga. Kalo sampe Leo sedih, aku juga bakalan ikutan sedih Dam." Damar mengiyakan saja apa kata gadis itu, padahal dalam hati ia berharap kedua insan itu akan melepas status 'sahabat' yang melekat pada diri masing-masing.
--
Leo kini masih memikirkan soal apa hubungan gadis yang ia cintai itu dengan orang yang paling ia benci di dunia.