16. Jealous

196 13 0
                                    

Suasana hati April mendadak menjadi buruk karena pagi ini ia melihat Leo tengah membonceng Meta pergi entah kemana dan itu membuat gadis yang diberi tugas oleh bunda untuk menyiram tanaman pagi itu tidak menyelesaikan tugasnya lalu memilih untuk mengurung diri di kamarnya.

"ih ngapain coba tuh cewek balik lagi?" keluh gadis itu pada boneka panda kesayangannya.

"siapa yang balik lagi mba?" suara bunda mengangetkan April yang tadinya tengah berbaring menjadi duduk diranjangnya.

"eh?"

"siapa toh yang balik lagi? Kok gak cerita-cerita sama bunda sih?"

April menghela napas berat, sepertinya ini sudah waktunya ia menceritakan soal apa yang ia rasakan pada sang bunda, karena sudah tidak mungkin untuk menghampiri Brian hanya untuk meminta saran sang kakak, Dion juga masih terlelap dengan nyenyaknya sehingga gadis itu enggan untuk menggangu sang adik.

"itu bun mantan pacarnya Yeyo." Keluh gadis itu, bunda hanya tersenyum lalu duduk di sisi ranjang gadis itu dan bersiap mendengarkan curahan hati putrinya itu.

"mantannya Yeyo?"

"iya bun, jadi dulu tuh Yeyo punya pacar, nah dia itu hamil sama orang lain makanya langsung Yeyo putusin, eh kok sekarang balik lagi? Terus apaan pake di rumah Yeyo segala emangnya tante Ambar sama om Bhakta mau nerima dia tinggal disana?" bunda menggeleng mendengar cerita April yang terlihat sangat tidak suka dengan kehadiran Meta di rumah Leo.

"mba, tante Ambar udah cerita ke bunda tadi pas lagi belanja, katanya mantanya Yeyo itu di KDRT sama pacarnya itu, trus Yeyo tolongin dan dibawa ke rumah mereka, awalnya tante Ambar juga gak setuju sama idenya Yeyo. Tapi om Bhakta kasian sama mantannya Yeyo, masa lagi hamil disiksa gitu, jadilah om Bhakta ngijinin dia tinggal sama mereka sampe hari ini."

April tidak percaya dengan apa yang baru saja bundanya ceritakan soal Meta, ia tidak habis pikir bagaimana seorang Abyan tega melakukan hal itu pada wanita yang kini tengah mengandung darah dagingnya itu.

"kenapa sih mba gak suka ada dia di rumahnya Yeyo?" skakmat, sekarang April kebingungan harus menjawab pertanyaan bunda bagaimana.

"mba cemburu ya?" April menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk malu, karena percuma menyembunyikan tentang hal itu pada bundanya.

"mba cemburunya gimana dulu nih? Apa karena Yeyo jadi lebih perhatian sama mantannya itu atau gimana nih?"

April menghela napas berat sebelum berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan bunda. "gak tau bun rasanya tuh kayak mba gak suka aja ada dia dideket Yeyo, terus gak suka aja kalo Yeyo jadi perhatian ke dia, padahal kan mereka udah gak ada hubungan apa-apa lagi."

Bunda mendekat lalu mengelus surai April dengan lembut. "itu artinya mba cemburu sama Yeyo, bukan sebagai sahabatnya tapi sebagai seseorang yang lebih dari sahabat, ngomong-ngomong kok bunda kemaren waktu nikahan mas dokter Jevan kok sama cewek lain, dan ada anak kecil juga mba?"

"hmm itu pacarnya dokter Jevan bun, dan anak kecil itu kayaknya anaknya pacarnya atau mungkin ponakanannya, gak tau ah bun mba udah males bahas dokter Jevan." Sungut gadis itu lagi-lagi bunda berhasil dibuat tersenyum melihat tingkah putrinya itu.

"mba, kan bunda udah pernah bilang gak ada persahabatan yang murni antara seorang laki-laki dan perempuan, pasti salah satu dari mereka atau mungkin keduanya menyimpan perasaan yang lebih dari sekedar sahabat, saran bunda nih sekarang mba pastiin dulu gimana perasaan mba ke Yeyo, kalo soal dokter Jevan bunda gak mau komentar apa-apa, mba sendiri yang ngerasain dan mba yang ngambil keputusan."

"pokoknya ayah sama bunda cuman berdoa semoga mba, adek sama mas hidup bahagia dengan pilihan kalian masing-masing." tutup bunda, April yang merasa lega akhirnya memeluk bunda dengan erat sambil mengingat nasihat barusan.

[ COMPLETE ] ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang