18 Years Later..
"ma?" panggil seorang pemuda tampan saat mendekati sang mama yang tengah sibuk diruang kerjanya.
"iya mas? Ada apa?"
Anak itu menggeleng pelan lalu menarik kursi agar bisa duduk lebih dengan wanita itu. "mama lagi apa? Sibuk gak?"
"ada apa Kaisar Markurius Agatha?"
"hehe mas mau tanya nih ma, tapi mama jangan marah ya?"
April melepas kacamata bacanya, wanita itu nampak awet muda diusianya yang sudah hampir menginjak kepala 4 itu. "mas mau tanya apa sih?"
"hehe, ma wajar gak sih kalo mas suka sama sahabat mas sendiri?" telinga anak itu memerah karena malu dengan pertanyaannya sendiri dan itu membuat April tersenyum lalu menarik putra sulungnya itu kedalam pelukannya.
"kamu tuh, mama kira mau tanya apa. Emang mas lagi suka sama siapa sih? Kok gak cerita ke mama."
"hehe, kemaren mas cerita ke papa, tapi kata papa suruh cerita juga ke mama. Ada ma, namanya Putri, dia temen mas dari SMP mungkin mama tau anaknya yang mana, mama pernah kok ketemu sama dia." April diam sejenak sambil berusaha mengingat-ingat sosok gadis yang dimaksudkan oleh anaknya itu.
"ah yang dulu ikut olimpiade sains sama mas itu ya, lho satu sekolah juga toh sama mas sekarang?"
"bukan mas doang ma, sama mba Salma juga." Salma, adalah putri sulung Brian yang lebih tua 1 tahun dari Mark.
"hmm gimana ma? Salah gak kalo mas suka sama Putri ma?"
Wanita itu tersenyum lalu mengusak surau hitam putra tampannya itu. "gak ada yang salah kok mas, mas tau gak kalo papa sama mama itu sahabatan dari TK?" mata pemuda itu membulat sempurna kala mendengar penuturan mamanya.
"masa ma?"
"iya, mama sama papa itu temenan dari TK sampe kuliah, terus ya gitu waktu berjalan dan akhirnya ada mas, abang sama kakak deh." Jelas April.
"tapi ma, mas takut kalo nanti semisal mas bilang ke dia kalo mas suka sama dia, terus dia malah nolak mas dan kita jadi canggung ma."
"mas, canggung diawal itu pasti kok, tergantung kaliannya. Kalo mas mikir its okay if you say no, at least I'll be fine dan mas bisa kembaliin situasi seperti semula bakalan gak ada rasa canggung kok mas."
"dan kamu harus berani masa jagoan papa nembak cewek gak berani?" sebuah suara membuat ibu dan anak itu mengalihkan pandangan mereka kearah pintu yang menampakkan sosok lelaku tampan dengan jas dan tas kerja di kedua tangannya itu.
"papa! Dari kapan papa disana?" tanya Mark saat April menghampiri Leo menyaliminya lalu membantunya membawakan tas kerja dan jasnya itu.
"baru aja kok, kalian keasikan cerita sih papa ketok gak ada yang denger." Ujar Leo lalu mengecup pipi April, kebiasaannya semenjak bertahun-tahun yang lalu.
"ck papa ih, ganggu mas lagi curhat sama mama aja." Mark langsung memilih keluar dari ruangan itu.
18 tahun berlalu dengan cepatnya, kebahagiaan Leo dan April semakin bertambah dengan hadirnya Kaisar Markurius Agatha, putra pertama mereka lalu disusul si kembar Kaisar Jeno Agatha dan Krystalia Saraswati Agatha yang menjadi penambah kebahagiaan mereka saaat Leo menempuh pendidikan S2 di Swiss. Hampir semua badai dan rintangan dilalui oleh mereka bersama, mulai dari yang membahagiakan sampai yang tidak mengenakkan, namun mereka tetap bertahan karena cinta dan rasa saling memiliki satu sama lain yang amat sangat kuat diantara keduanya.
"welcome home babe." Sapa April dan itu membuat Leo tersenyum seolah beban mengajarnya seharian ini terbayar dengan sebuah sapaan hangat dari wanita yang sejak kecil ada di hidupnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ COMPLETE ] Choice
Fiksi PenggemarAntara dijadikan prioritas atau dibuat bahagia