Leo sudah rapi dengan pakaian kantornya mendadak tidak ingin berangkat untuk mengajar, ia mendapat kabar dari Dion kalau April tengah terbaring dirumah karena mendadak demam karena ia begadang membaca novel tadi malam, ditambah lagi cuaca yang kurang bersahabat yang bisa membuat siapa saja yang sedang tidak dalam kondisi yang sehat menjadi lebih parah.
"kamu ngapain kesini Yo? Gak ngajar kamu tuh?"
Leo menggeleng pelan lalu mendekat kearah April yang masih memakai selimut tebalnya. "hmm anget badan mu, udah sarapan?"
"udah tadi dibuatin bubur sama bunda. Jawab dulu ih kamu kok gak ngajar?"
"aku ijin, kamu lagi sakit gini gimana bisa aku ngajar dengan konsen. Udah minum obat belom?"
"udah Yo, lagian aku gak apa kok cuman demam biasa. Hatchi!"
"ck ini yang kamu bilang demam biasa Mpil? Pokoknya hari ini aku mau temenin kamu seharian!" ujarnya lalu naik ke ranjang April tanpa permisi setelah menjauhkan ponsel gadis itu dari jangkauan sang pemilik.
"kok hape aku dijauhin Yo?!" protes April.
"gak pegang hape dulu, sekarang kamu istirahat. Sini!" Leo langsung menarik gadis itu ke dekapannya dan benar saja tak lama berselang gadis itu terlelap dalam dekapannya.
"Mpil?" bunda masuk ke kamar April sambil membawa termometer untuk memeriksa kondisi anak gadisnya itu.
"Mpil bobo bunda." Bisik Leo.
"hmm dia mesti gitu kalo sakit, baru bisa tidur enak kalo ada kamu Yo. Kamu aja deh yang jadi anak mantu bunda ya Yo?" ledek bunda, dalam hati Leo dengan senang hati mengiyakan permintaan wanita paruh baya yang sudah ia anggap seperti ibunya itu.
"heheh bunda mah, nanti biar Yeyo aja yang ngecek demamnya bun, semoga udah turun demamnya."
"iya, bunda titip Mpil ya Yo."
Leo masih diam sambil melihat betapa teduhnya wajah gadis itu dalam dekapannya, jangan lupakan dengkuran halus yang terdengar namun itu tidak melunturkan perhatian pemuda itu dari April.
"kok bisa setakluk ini sih Mpil aku?" gumam pemuda itu sambil mengelus kepala April dengan sayang.
April terbangun karena suara ponselnya yang sengaja di taruh jauh dari ranjang oleh Leo yang kini tengah terlelap disampingnya dengan terhuyung April berjalan ke meja kecil di dekat ranjangnya dan mengambil benda canggih itu darisana.
"halo?"
April tersenyum saat sapaannya dibalas oleh seseorang disebelah sana. "kamu sakit apa Pril? Udah minum obat? Aku perlu kesana gak?" borong Jevan dengan paniknya
"aku gak apa mas cuman demam biasa aja, udah minum obat kok tadi."
"yakin gak apa? Nanti jam makan siang aku ke rumah kamu ya, aku periksa."
"eh? Gak usah mas ini udah mendingan kok kayaknya, mas kerja aja ya. Aku mau istirahat dulu."
"iya, istirahat ya Pril. Get well soon."
--
Jevan menutup telponnya setelah mengucapkan pesan agar April cepat sembuh, belum sempat ia memasukkan ponselnya ke saku sudah ada telepon lagi dari seseorang dan telpon kali ini membuat wajahnya berseri dan senyuman merekah diwajah tampan dokter itu.
"halo Jas?" sapanya ceria namun seketika senyuman diwajah tampan Jevan pudar setelah mengetahui alasan mengapa Jasmine menelponnya sekarang.
"ya udah kamu tunggu aja disitu jangan kemana-mana, tungguin aku dateng jangan bukain pintu apartemen kamu. Aku kesana sekarang!" Jevan langsung melepas jas putihnya dan meletakkannya sembarang di meja kerjanya dan buru-buru mengambil kunci mobil dan tas nya.