Aku duduk di taman lagi bersama Nona Mimo. Kali ini ia membawa sebuah novel untuk dibaca. Namun sayang, kedatanganku membuat Nona Mimo menganggurkan novelnya.
"Apa aku mengganggu waktu membacamu?"
Tanyaku sedikit ragu. Apa ya.. Jika aku memang mengganggu waktunya, aku lebih baik pergi ke sisi lain dari taman. Tapi aku juga takut jika kata-kataku tadi terkesan seperti mengatainya sensitif atau lain sebagainya.
"Tidak kok, tidak mengganggu." Ia tersenyum lagi dan menutup novelnya. Meletakkannya di sebelahku.
Aku melirik sedikit ke arah novel. Covernya terkesan gelap, dengan gambar seorang gadis berambut pendek memegang sebuah buku yang sepertinya buku jurnal, di pangkuannya.
Biar aku tebak, sepertinya ini buku...
"Suka genre thriller ya?" Justru ia yang bertanya padaku.
Aku mengangkat kecil kedua bahuku, "Entahlah. Aku tidak tahu. Sepertinya... aku jarang membaca novel."
"...kau sendiri?"
"Aku suka. Menurutku thriller itu seru dan membuatku tidak bisa berhenti membacanya."
Aku mengangguk pelan, "Lalu mengapa sekarang berhenti membaca? Aku akan diam saja atau pergi dari sini kalau itu mengganggu. hehehe." Ucapku yang terpanjang padanya. Aku takut ia jadi sungkan padaku.
"Ah tidak kok, santai saja. Aku tidak terlalu suka membaca buku di jam segini." Nona Mimo tersenyum kecil, mata bersinarnya seperti menerawang jauh.
"Waktu juga menentukan mood baca ya?"
"Tentu saja. Aku paling suka membaca setelah lewat jam 11 malam..."
Aku menatap Nona Mimo. Hitam matanya seperti gelap malam.
Sebenarnya aku ingin tanya mengapa ia suka membaca di jam larut begitu, tapi aku takut dikira tukang kepo atau bahkan.. stalker mungkin(?)
"...jam seperti itu adalah jam-jam tenang... dan penghantar tidur yang baik."
Tanpa ditanya, dia menjawab pertanyaan yang ada di dalam hatiku.
Ini.. apa ini takdir? Mengapa aku seperti terhubung dengannya? hahaha. sudahlah.
Aku meliriknya sekilas. Selama ini aku tidak pernah melihatnya membawa tas, atau dompet, atau sejenisnya. Tapi kali ini ia membawa tas pastel berukuran sedang, lalu mengeluarkan satu buku dari sana.
"Mau coba membacanya?"
Ia menggeser novel itu melalui perantara kursi putih yang menghubungkan kami.Sebenarnya.. aku mungkin tidak terlalu suka membaca. Tapi saat melihat cover nya yang terkesan lumayan dark, aku jadi sedikit tertarik. Mungkin membaca novel bisa membuatku mengisi waktu luang.
Aku hendak mengambil novel itu, tapi...
"Aku mungkin akan lama mengembalikannya. Tidak apa-apa?" Lagi-lagi aku merasa sedikit sungkan.
"Tidak apa-apa.. Kau ambil saja boleh." Ia tersenyum. "Anggap saja sebagai hadiah dariku, ya?"
Hadiah? Nona Mimo memberikan salah satu novelnya padaku?
Oh jujur saja. Saat ini entah mengapa hatiku sedikit lebih tenang.
Aku menggaruk tengkukku, "Ah.. terima kasih banyak. Aku akan mengembalikannya saja jika sudah selesai baca." Aku mengambil buku itu dari kursi dan mengamati sejenak.
"Seperti hobinya, aku akan mencoba membaca buku ini setelah pukul sebelas malam..."
Gumamku dalam hati.
Ayo ayo komen apapun gaes.. aku suka baca komenan kalian semuaaa💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
MIMOSA PUDICA •xiaojun•✔
Короткий рассказApa yang Xiaojun rindukan, itu yang ia lupakan. @beraskukus