Namanya Xiao Yoon Ah.
Tidak suka warna hijau, tidak suka tidur malam, dan tidak suka angka delapan.Namun adiknya; Xiao De Jun, justru sebaliknya. Si adik menyukai semua hal berwarna hijau, suka tidur larut malam untuk membaca, dan menghitung apapun dari angka 0 hingga 8.
Mereka cantik dan tampan. Selisih tiga tahun masih membuat mereka terlihat sepantaran. Mereka dekat, seperti saudara kembar, dan jarang berselisih.
"Dejun, kau jadi membeli jam tangan tidak?"
"Hei, kak! Berhentilah memanggilku dengan sebutan itu! Aku ini Xiao-jun! Bukan Dejun-dejun yang kau panggil!" Ia menggeurutu.
Xiao De Jun itu tidak suka dipanggil Dejun. Ia lebih suka dipanggil Xiaojun. Menurutnya, nama tersebut terdengar lebih keren dan gentle.
Yoonah mengusap kepala adiknya kasar dan gemas, "Hih! Dasar, pemarah!"
Mereka masih suka bercanda di umur sebelas tahun Xiaojun, tetapi di umurnya yang berlanjut, bercandaan mereka sedikit demi sedikit menyusut.
Xiaojun terkena alzheimer.
Awalnya hanya sepele.
Keluarganya belum curiga saat bocah laki-laki itu kesulitan menyebutkan benda-benda di sekitar, melupakan kejadian yang baru terjadi, dan nama sanak saudara yang tinggal jauh di sana. Semua mengira tidak ada apa-apa. Tidak sampai Xiaojun yang diantar pulang oleh seorang tetangga setelah bermain sepak bola.
"Xiaojun bilang ia tidak tahu jalan pulang ke rumah. Jadi aku mengantarnya. Mengapa ia bisa lupa? Lapangan bola kan sangat dekat." Ucap seorang bibi muda tetangga tepat depan rumah keluarga Xiao.
Dan semakin hari, keadaan Xiaojun semakin parah.
Jadi ternyata begini hmmm :))
KAMU SEDANG MEMBACA
MIMOSA PUDICA •xiaojun•✔
PovídkyApa yang Xiaojun rindukan, itu yang ia lupakan. @beraskukus