Aku sudah biasa menyiram bunga-bunga sendiri. Di halaman rumah kecilku, aku menanam banyak bunga warna-warni, bahkan putri malu juga kubiarkan tumbuh di sini.
Senyumku mengembang melihat bunga indah dengan bau wangi yang semerbak.
Saat hendak berbalik masuk ke rumah, saat itulah aku tak sengaja melihatnya.
"Xiaojun?" sapaku pada laki-laki yang lewat di depan rumah.
Ia menengok, kemudian tersenyum lebar. "Wahh! Nona Mimo! Apa ini
rumahmu?"Wait. Tunggu. Nona apa? Dia memanggilku siapa?
Seolah mengerti aku kebingungan, ia menggelengkan kepalanya cepat.
"A-apa ini rumahmu?""Benar. Ayo masuk dulu."
***
Aku sudah mempersilahkan Xiaojun masuk, tapi ia hanya duduk di kursi teras sambil menyesap teh yang kuhidangkan.
"Hijau sekali ya disini." matanya berbinar mengamati tanaman-tanaman yang mengelilingi rumahku.
"Hmm." Aku mengangguk. "Aku dan dia sangat menyukai hijau."
"Dia? Dia siapa?"
Aku tersenyum menatapnya yang penasaran, "Adikku. Adikku suka sekali warna hijau, sehingga akhirnya keluargaku memenuhi rumah dengan warna hijau."
"Lalu sekarang mereka dimana?"
"Orang tuaku mengurus adikku. Adikku... sakit."
Matanya sedikit membelalak, sepertinya terkejut mendengar jawabanku. Tentu saja, itu wajar.
"Sakit? Ah! Semoga ia cepat sembuh." Xiaojun tersenyum dengan matanya yang teduh sekali.
Kemudian kami bercerita cukup banyak hal. Hanya obrolan ringan namun menenangkan hati.
Ia tidak banyak berubah, ia masih sama seperti yang dulu ngomong-ngomong...
Hehehe. Apa aku menghilang terlalu lama?
Ayo bagi komen kalian gaes 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
MIMOSA PUDICA •xiaojun•✔
Short StoryApa yang Xiaojun rindukan, itu yang ia lupakan. @beraskukus