05. Life is Long

1.6K 341 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa lukanya parah?"


"Sepertinya tidak."
Aku mengelus bulu kucing itu perlahan. "Kau pangku dulu bagaimana? Aku akan membeli obat merah di seberang jalan."


"Ah baiklah." Lalu ia mengambil hewan berbulu putih lebat itu dari tanganku.



[•••]



Tadi saat aku sedang asyik berbincang dengan Nona Mimo di rerumputan taman, tiba-tiba seekor kucing berjalan ke arah kami dengan kaki yang terpincang.

Kaki kiri depannya tergores dan mengeluarkan darah. Sisi kiri tubuhnya juga kotor kecoklatan. Aku tebak, mungkin kucing malang ini baru saja tersrempet kendaraan atau jatuh dari tempat yang lumayan tinggi.


Jadi di sinilah aku sekarang. Di minimarket dekat taman untuk membeli obat merah dan plester. Sebelum membayar ke kasir, aku mengambil dua sari jambu dari lemari pendingin. Tentu saja untuk ku dan Nona Mimo.



[•••]



"Sudah selesai." Ucapku setelah selesai memberi obat dan plester pada kaki kucing.


Nona Mimo tersenyum sambil mengusap lembut kucing itu; penuh kasih sayang. "Syukurlah..."



Sempat lupa, aku mengeluarkan sari buah dari kantong plastik bening, "Untukmu." Aku menyodorkan ke arahnya.


"Ah tidak usah. terima kasih." Ia melambaikan tangannya sambil menggeleng. Lalu kembali pada kegiatannya dengan si kucing.


"Mengapa? Tidak suka jambu?"


"Tidak kok. Aku--aku mudah batuk." Ia tersenyum.

Saat itulah aku sadar bahwa ia memiliki kulit wajah yang pucat dan bibir yang sedikit kering.




"Eh? Kau sakit?" Ehm, apa responku berlebihan?


"Tidak tuh. Aku baik-baik saja."


"A-apa bukan batuk parah?"

Mendengar pertanyaanku, ia tersenyum lagi. Senyum yang.. Astaga... sudahlah. Jangan tersenyum terus dong. Sekarang aku tidak tahu sudah naik berapa gula darahku karena terlalu sering melihat senyum gadis ini. Aku merasa... tenang.



"Kau mengkhawatirkanku ya?"

Duh. Pertanyaan macam apa ini?

Ia menatapku dengan tatapan polos dan mata indahnya bersinar. Aku tidak bisa untuk tidak berkata bahwa ia menggemaskan, dan ia seperti bukan orang asing di hidupku. Haduhh astagaaa..


"Hei? Kau mengkhawatirkanku ya?"
Ia sedikit tersenyum jahil dan melambaikan tangannya di hadapanku.


"Ti-tidak kok. Kau bilang kan kau batuk.. Jadi aku-ya-sedikit khawatir karena kau jalan-jalan di taman seperti ini."


"Hahaha.. tidak, tenang saja. Aku hanya mudah batuk kalau meminum minuman kemasan sembarangan..." Ia mengambil nafas sejenak.

"...hidup itu panjang. Sakitpun kadang tidak membuat hidupmu menjadi lebih pendek."





Dari Nona Mimo aku belajar banyak hal, salah satunya adalah...



'Life is long'



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayo mau komen apa hayooo


MIMOSA PUDICA •xiaojun•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang