Enjoy and happy reading💙
Sorry for the typos.***
Chelsea membuka matanya dengan perlahan, ia tersenyum melihat warna cat dinding di hadapannya yang mengingatkan jika dirinya ada di kamar Tyler. Rasanya hatinya benar-benar membuncah bahagia merasakan tertidur dipelukan orang yang ia sayangi.
Gadis itu membalikan tubuhnya perlahan dan mengernyit ketika tidak ada Tyler di sana. Buru-buru ia mendudukan tubuhnya dan mengedarkan pandangannya. Ia berjalan dengan panik ke arah kamar mandi kemudian menghela napas lega saat mendengar suara gemericik air di dalam sana.
Chelsea kembali ke tempat tidur dan duduk di sana menanti kekasihnya itu keluar. Tidak lama ia mendengar suara air dimatikan yang menandakan Tyler sudah selesai.
Saat pintu dibuka dan menampakan sesosok pria hanya menggunakan handuk yang menggantung rendah di tubuh bagian bawahnya, Chelsea pun memekik dan menutup matanya dengan semburat merah menghiasi kedua pipinya.
Tyler melihat gadis itu dengan tawa gemas yang pecah. "Kamu menggodaku tapi ternyata melihat ini saja sudah malu." Pria itu berjalan ke dalam walk in closet di kamar itu yang memang sudah diisi beberapa pakaian miliknya.
Pria itu memakai boxer, kaos dalam, kemeja putih dan celana kerjanya, tidak lupa ia juga mengambil jas putih seragamnya untuk dibawa. Sedangkan Chelsea masih menutup wajahnya dengan malu, ia memang pernah berpikir jika dirinya penasaran ingin melihat tapi tetap saja rasanya malu jika benar-benar melihat dengan jelas.
"Aku harus ke rumah sakit, princess."
Seketika itu juga rona merah di pipinya menghilang. Ia menurunkan tangannya dan memandang Tyler dengan sedih. "Kenapa?"
"Ada panggilan, tapi kuusahakan tidak lama. Mungkin hanya sampai sore." Tyler yang sudah berpakaian rapi itu tersenyum lembut ke arahnya. "Nanti malam atau besok kita jalan-jalan ya."
Pria itu berjalan mendekati gadisnya dan mengusap kepalanya dengan sayang. "Sebaiknya kamu mandi dan ganti pakaian, yang lain akan salah paham jika melihat kamu di sini apalagi menggunakan baju itu. Aku bingung kenapa kamu bisa memiliki baju yang bahkan tidak menutupi apa-apa itu."
"Temanku meminjamkannya saat aku bertanya cara membuat laki-laki tertarik." Chelsea bercicit pelan dengan wajah menunduk malu. Ia tidak berani memandangi wajah Tyler dan melihat reaksinya. Mungkin pria itu akan marah.
Namun tanpa ia sangka, Tyler malah tertawa geli dan dengan gemas mencubit pipi gadisnya itu. "Jadi kamu ingin membuat aku tertarik? Tertarik pada apa lagi, huh?"
Perkataan itu membuat Chelsea mendongak dan langsung memandang Tyler dengan pias. Ia menggigit bibirnya dengan gusar. "Aku sudah tertarik denganmu sejak kamu masih sangat kecil, jadi tanpa kamu berbuat apa pun aku sudah tertarik dengan semua yang ada padamu, gadis nakal."
"Apa? Gadis itu mengerjapkan matanya dan memandang Tyler dengan wajah merah padam hingga ia harus menutup wajahnya dengan malu.
"Kenapa, hm?" Tyler duduk di sebelah gadis itu dan mendekapmya erat.
Chelsea balas mendekap pria kesayangannya itu dengan erat. "Aku malu." Ia bergumam di dada pria itu.
"Kemarin kamu menggodaku habis-habisan, bahkan menunjukan semuanya. Sekarang kamu malah malu hanya karena itu." Ia mengangkat gadisnya ke atas pangkuannya, tidak peduli jika kemeja putihnya berantakan.
Gadis itu tersenyum malu-malu. "Aku sayang Dokter Tyler." Ia melingkarkan lengannya di leher kakak tirinya itu, mendekap erat dan menyembunyikan wajahnya di leher yang mengeluarkan maskulin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You ✔️ (Revisi)
RomanceWARNING 17+ Sequel The Piano Teacher Higest rank : #1 in Cerpen (6 Februari 2019) #1 in Oneshoot (22 September 2019) #8 in Indonesia (6 Februari 2019) #12 in Romantis (6 Februari 2019) #5 in Shortstory (8 Juli 2019) #9 in Love (2 Maret 2019) #3 in...