— 3 Maret 2017
"Kira-kira Ibu Jauh bakalan marah engga sih kalo tau uang dari dia hampir semuanya diambil Om Yege sama Ibu Sei?" ujar Jihoon penasaran.
"Yaiyalah?" seru Raesung. "Makanya, kadang tuh gue kepikiran.. Gimana kalo kita langsung lapor ke Ibu Jauh aja? Kan uang dia diniatin untuk kita semua? Masa yang dikasih apa-apa cuma Hyunsuk, Junkyu, Yedam mulu? Curang banget."
"Kenapa kita engga coba usaha cari uang sendiri aja?" keluh Noa. "Kenapa sih kalian ngarep banget sama uang orang?"
"Ya tapi 'kan uang itu emang buat kita? Kita masih lebih pantes nerima uang itu dibanding Ibu Sei sama Om Yege" seru Raesung. "Bayangin aja kalo Ibu Sei sama Om Yege engga ganggu sumbangan dari Ibu Jauh, lo semua engga bakalan sesusah ini! Kita engga bakalan kelaparan lagi, engga susah-susah nabung buat beli buku, engga harus tuker-tukeran daleman juga. Lo pernah mikir engga sih, uang itu hak kita..."
Noa segera mendecak lidah. "Gue sih lebih suka terima nasib apa adanya. Gue gamau pusing cuma gara-gara uang doang. Lo kenapa harus se-hopeless itu sih?"
Oh, tidak. Raesung dan Noa tampaknya mulai kembali saling berbeda pendapat lagi, dan Jihoon yang sejak tadi duduk di antara keduanya itupun kini mulai beranjak pergi.
Namun, ini sudah biasa.
Sudah berkali-kali Noa dan Raesung berdebat hanya karena uang, sudah berkali-kali mereka berakhir saling memukuli satu sama lain, dan sudah berkali-kali juga mereka kembali saling memaafkan.
Tapi.. semuanya jadi berubah tepat setelah sepasang kekasih datang dengan niat mengadopsi Noa untuk diajak tinggal bersama di Jepang.