• 20 Januari 2019
Junkyu terdiam kaku setelah tiba tepat di depan panti asuhan sialan itu.
Berubah.
Panti asuhan yang dulunya berdinding kuning dengan banyak tumbuhan di sekitarnya itu kini hanyalah rumah tua yang sebentar lagi akan hancur.
Junkyu masih dapat mengingat dengan jelas suara teriakan Midam di malam itu.. tepat ketika semua orang sedang sibuk menolong Junkyu.
Junkyu ingat seberapa inginnya ia berlari masuk ke dalam sana agar dapat menarik Midam keluar sebelum api itu benar-benar melahap seluruh bagian dari panti tersebut.
"Jangan!" seru pria tua itu. "Cukup dia aja! Kamu jangan!"
Junkyu benci tiap kali mengingat bagaimana pria tua sialan itu dapat dengan mudahnya membiarkan Midam di dalam sana sendirian, ketakutan dan menangis tanpa ada satu pun yang dapat menolong.
Junkyu benci melihat tangisan teman-temannya yang ingin berusaha masuk menolong Midam namun ditahan oleh orang-orang itu.
Junkyu benci pada kenyataan bahwa Midam sudah benar-benar pergi.. bahkan sebelum mimpi mereka tercapai.
—————