— 14 April 2017
Akan tetapi nyatanya mencari pekerjaan tidak semudah itu.
Midam telah mencoba untuk melamar pekerjaan di mana-mana namun bahkan setelah dua minggu berlalu pun pria itu masih saja belum diterima bekerja.
Woong memang sehebat itu.
Dan Midam iri karena ia tidak pernah dapat berhasil melakukan apapun dalam hidupnya.
Kadang rasanya Midam ingin terus bersembunyi di dalam kamar. Midam takut menatap orang-orang yang ada di sekitarnya.
Midam takut melihat nasib buruknya.
Tiap kali bangun dari tidur dan sadar bahwa ia hanyalah pria biasa yang tidak memiliki orang tua, tidak menarik, tidak pintar, dan tidak memiliki pekerjaan, rasanya memalukan sekali hingga membuat Midam selalu merasa cemas tiap kali memikirkan tentang dirinya sendiri.
Bahkan kalau bisa.. Midam ingin bersembunyi jauh dari otaknya juga.
Namun Lily benar-benar memberi banyak pengaruh terhadap hidup Midam. Pria itu sebelumnya tidak pernah peduli dengan penampilannya, namun setelah bertemu dengan Lily pertama kali, Midam jadi lebih memperhatikan rambut, wajah, dan pakaiannya tiap ingin keluar dari panti.
Midam juga merasa semakin percaya diri tiap kali tidak sengaja mendapati Lily sedang menatapinya dari kejauhan.
Dan kini, tepat setelah mengetahui tentang perasaan Lily yang sebenarnya, tentu saja Midam jadi semakin bersemangat.
Walaupun kadang Midam merasa lelah dan ingin menyerah, pria itu berjanji kali ini ia tidak akan berhenti begitu saja. Kalau tidak bisa menabung, setidaknya Midam akan berusaha mencari pinjaman uang dari mana pun agar operasi Lily dapat berjalan dengan lancar.
Sekali saja.. Midam benar-benar ingin menjadi manusia yang berguna.
