— 23 April 2017
"Anjir gue kira tuh lo udah mati tau ga sih?" seru June, teman kelas Midam saat SMA, yang saat ini tampaknya sangat kaget melihat wajah Midam. "Udah berapa tahun, ya? Lo engga pernah ikut ngumpul jadi tuh gue kirain lo udah mati atau kemana gituuu?"
Midam hanya dapat tertawa.
Lagi pula bagaimana bisa Midam ikut berkumpul bersama teman-temannya kalau mengobrol bersama mereka saja rasanya canggung sekali?
"June... s-sebenernya gue mau minjem uang."
"H-Ha?" seru June kaget. "Malem-malem gini lo tiba-tiba muncul cuma buat minjem duit doang?"
Midam pun mengangguk-angguk dengan pelan.
"Lo bener-bener dateng kalo lagi butuh doang ya?" keluh June.
" ....... "
Midam tidak dapat marah karena omongan June memang ada benarnya. Bahkan hampir semua teman yang Midam datangi hari ini pun mengucapkan kalimat yang sama.
Midam memang hanya datang di saat sedang butuh saja. Ck, kalau Midam jadi mereka pun pasti Midam tidak akan mau meminjamkan uangnya.
Midam benar-benar orang yang tidak tau malu.
"Buat apa emangnya?" lanjut June lagi.
"T-Temen gue harus operasi..."
"Butuh berapa juta?"
"130."
"Anj— Gila lo!" keluh June.
"Maaf.."
"Hmmmmm... Midam yang gue tau tuh orangnya ngomong sama temen kelasnya aja grogi, tapi sekarang malah udah berani dateng ke rumah gue buat minjem duit sebanyak itu. Hayoooo! Yang sakit temen yang mana emangnya, Dam? Temen apa temeeeeeen?~"
" ....... "
"Yaudah, besok siang gue transfer kok."