Part 2 : Flashback(1) Kepergian

25 4 3
                                    

Warning Typo Bertebaran.
Selamat Membaca...

***

Empat tahun lalu, disebuah rumah besar bercat broken white dengan aksen dibeberapa sudutnya dengan warna gold memberi kesan mewah pada rumah tersebut. Rumah mewah yang terlihat nyaman dari luar itu ternyata tidak senyaman kelihatannya. Didalam rumah mewah itu terjadi adu mulut antara ayah dan anaknya. Pria yang berusia 48 tahun itu berujar dengan nada tinggi yang juga dibalas tak kalah tingginya oleh sang anak yang saat itu berusia 23 tahun.

“Pokoknya besok kamu papa kirim ke Amerika untuk lanjutin S2 kamu disana!”.

“Gak pa, aku gak akan kemana-mana, aku akan tetap disini, aku akan lanjutin study aku di sini, toh banyak kok universitas yang bagus dibidang bisnis.”

“Amerika lebih bagus, kamu pewaris satu-satunya perusahaan kita, papa mau kamu mendapatkan pendidikan yang bagus.”

“Pa... tapi aku gak bisa pergi dari indo sekarang pa...” mohon Dimas. Ya ayah dan anak itu adalah Dimas dengan ayahnya Dirgantara Purnama.

“Kenapa? Karena wanita kampung itu? Wanita yang hanya mau ngejar harta kamu itu? Iya?” sang ayah kembali terselut emosi.

“PAPA... Jangan pernah papa merendahkan wanitaku seperti itu, dia adalah wanita yang aku cintai dan selamanya aku akan sama dia.” Hati Dimas panas mendengar papanya merendahkan wanitanya.

“Hehe... lihatlah apa yang dilakukan wanita itu sampai kamu berani melawan papa kamu sendiri, dasar jala...” sambil terkekeh dirga merendahkan wanita anaknya tersebut.

“Jangan pernah menyebut wanitaku dengan pangilan itu! Dia bukan jalang, dia adalah wanita yang aku cintai, wanita yang menjadi ibu dari anak-anak-ku, yang menjadi ibu dari cucu papa.” Dimas dengan percaya diri mengucapkan kata-kata tersebut.

“Aku tidak sudi punya menantu seperti dia, suka tidak suka papa akan kirim kamu besok ke Amerika!” dirga kembali menekan anaknya untuk manuruti keinginannya.

Dimas menghirup nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya. “Maaf pa, kali ini aku gak bisa menuruti keinginan papa, dia lebih membutuhkan Dimas disini sekarang.” Dimas berbalik berniat untuk keluar dari rumah mewah itu, dia berani mengambil apapun konsekuensi yang nanti ia terima termasuk jika papanya menghilangkan namanya dari nama pewaris kekayaannya.

“Selangkah kamu keluar dari rumah ini, lihat apa yang bisa aku lakukan pada wanita itu.” Suara dirga kembali mengelegar ketika Dimas hampir menyentu pntu keluar.

Langkah Dimas berhenti seketika, ia tahu bagaimana papanya dia tidak akan main-main kalau hal tersebut merugikanya. Dimas berbalik dan kembali menghapiri papanya dengan wajah penuh amarah. “Jangan pernah papa meyentuhnya sedikitpun!”

“Kita lihat saja semua tergantung dengan keputusan kamu, pergi ke Amerika dan tinggalkan wanita itu atau keluar dari rumah ini demi wanita itu? Kamu tau bagaimana papa Dimas... pilihan ada di tangan kamu.” Ucap dirga dengan congkaknya.

Sesaat Dimas terdiam memikirkan keputusan mana yang akan ia ambil. Dimas sangat tahu watas sang papa, dia tidak mau salah mengambil langkah yang akan menyakitkan wanitanya. Setelah mantap dengan keputusannya Dimas kembali berujar dengan lesu “Baik, Dimas akan ke Amerika untuk lanjut S2”

“Bagus” respon dirga yang merasa menang.

“Tapi Dimas minta waktu seminggu buat melesaikan masalah Dimas dengan dia dulu.” Dimas memberi penawaran kepada sang ayah.

“Baik, seminggu dan kamu selesaikan semuanya!” final dirga kepada Dimas.

Dengan lesu Dimas berjalan keluar rumah untuk menemui wanitanya. Mengendarai mini coper hitamnya dengan kencang menuju tempat dimana wanitanya berada. Lama berkendara akhirnya Dimas sampai dirumah minimalis yang hanya memiliki 3 kamar tidur dan dua kamar mandi berada dipinggiran ibukota.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang