Warning Typo!!
Selamat Membaca...***
Mobil yang dikendarai Dimas terparkir di garasi mobil yang biasa Alya gunakan untuk mobilnya. Jika kalian ingin menanyakan kemana mobil Alya tentu saja dimas meninggalkannya di hotel tempat mereka nginap semalam. Alya pergi ke acara reunian memakai mobilnya dan karena Dimas kekeh ingin pulang semobil dengan istrinya jadilah mobil tersebut ditinggalkan.
Alya melihat anaknya berlari dari dalam rumah ketika mendengar ada suara mobil yang memasuki pekarangan rumah mereka. Dari balik kaca mobil, Alya melihat anaknya yang memperhatikan mereka dengan heran mungkin karena merasa asing dengan mobil mewah yang ada dihadapannya. Alya turun terlebih dahulu dan menghampiri Jio diteras rumah.
Melihat Alya mendekat kearahnya membuat Jio merubah ekspresi wajahnya menjadi marah. Jio berdiri masih lengkap dengan seragam sekolah yang ia kenakan walau hari telah menunjukkan pukul 10.
"Sayaaang..." Alya berusaha menggapai anaknya yang tengah marah padanya.
Semalam Alya pamit pada Jio untuk pergi menghadiri acara reuni sekolahnya dan berjanji akan cepat pulang, namun yang terjadi kini adalah kebalikannya. Alya juga sempat memberi tahu ibunya untuk memgatakan pada Jio kalau dia tidak jadi pulang dan berjanji akan pulang pagi supaya bisa mengantar Jio ke sekolah.
Jio menepis tangan ibunya yang sedikit lagi menyentuk tubuhnya. Ketika ingin meluapkan emosinya pada Alya dari arah belakang ibunya Jio melihat sosok laki-laki yang berjalan kearah mereka sambil tersenyum.
"Papaaa..." langsung saja Jio berlari menghampiri Dimas dan masuk kedalam pelukan sanya ayah yang telah menyambutnya.
Hal tersebut melihat ala melongo, Ajaib... Hanya dengan kehadiran Dimas semua kemarahan yang tadi anaknya simpan hilang ntah kemana. Dimas berjalan menghampiri alya dengan Jio digendongnya.
"Kenapa bisa??" Alya bertanya dengan wajah herannya.
Dimas terkekeh. "Apanya?"
"Jio, kenapa bisa dia..."
"Kan aku udah cerita kalau aku sudah pernah nemuin Jio sebelumnya." belum sampai ucapan Alya sudah dipotong oleh Dimas.
"Kenapa bisa langsung sedekat ini? Kamu hanya menemui dia sekali dan itu tidak lama?" Alya masih terheran-heran.
Dengan cuek dan mengerikan dua bahunya mengatakan "Mungkin karena ikatan batin antara ayah dan anak." Dimas berjalan memasuki rumah meninggalkan alya yang terbengong heran.
Jio masih setia digendongannya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher dimas. Meskipun marahnya teralihkan namun Jio masih ingat dia marah sama ibunya, jadilah Jio bermanja-manja dengan dimas dan mendiamkan alya. Tidak tahu aja dia kalau sang ayahlah yang membuat ibunya ingkar janji.
Diruang tengah dimas melihat ibu mertuanya tengan merapikan mainan Jio yang berserakan. "Buk..."
Bu Darmi sang ibu mertua menoleh dan terkejut melihat Dimas berdiri di sana sambil menggendong Jio. "Dimas?"
"Iya buk ini Dimas, maaf kalau Dimas baru bisa pulang sekarang." Dimas menyalimi tangan mertuannya.
"Tidak apa-apa nak... Ibu senang kamu sudah pulang, tapi Jio?" bu Darmi sama herannya ketika melihat kemanjaan Jio pada Dimas.
"Aku terlebih dahulu menemuinya seminggu yang lalu bu, awalnya Jio memang tidak mengenalku namun ketika aku menyebutkan namaku dia langsung mengenalku, ini semua berkat Alya yang selalu menceritakan tentangku pada Jio." Jelas dimas atas kebingungan Bu Darmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
General Fiction5/02/2019 #rank 67 in anak. Warning!! Cerita mengandung beberapa adegan Dewasa. Harap Menjadi Pembaca Bijak! --------------------------- Haruskah hidup kami selalu diataur mereka? Haruskah kami selalu menjadi wayang dalam hidup kami sendiri? Ha...